Ads Top

Inilah Hukum Meyakini Ramalan Zodiak Shio dan Primbon, Milenial Harus Tahu!

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

Binajati - Sebagai negara yang berbhineka tunggal ika, Indonesia kaya dengan berbagai macam budaya, suku dan agama. Dan salah satunya adalah budaya yang berasal dari suku Jawa.

Dalam budaya Jawa, bahwasanya budaya tidak hanya dalam hal seni budaya saja. Salah satu contohnya adalah dalam hal hukum (adat-istiadat).

Adat istiadat Jawa berbicara banyak tentang hubungan antar individu dengan alam, dengan sesama manusia dan dengan Tuhannya. Produk hukum atau adat tersebut diaplikasikan dalam hukum berkeluarga, hukum perkawinan, hukum kekerabatan hingga hukum waris. Budaya Jawa banyak mengupas hal tersebut.

Baca juga: 2 Manfaat Air Laut untuk Kesehatan dan Rugyah yang Menginspirasi Anda

Nah, dari situ kita bisa memahami bahwasanya hukum sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Karena hukum terlahir dari produk kebudayaan. Maka dari itu, produk hukum (positif) adalah produk ciptaan manusia. Dan sewaktu-waktu bisa berubah.

Jadi, hukum diciptakan dengan karakteristik yang berbeda-beda tiap daerah di Indonesia. Seperti halnya hukum atau adat istiadat yang ada di tanah Jawa.

Pasca runtuhnya Majapahit, adat istiadat yang ada di tanah Jawa banyak mengadopsi dari Islam. Khususnya pada era Mataram Islam, budaya Jawa banyak mengalami metamorfosa. Di jaman Sultan Agung, misalnya, terlahirlah penanggalan Jawa yang banyak dipengaruhi dari penanggalan hijriyah. Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang.

Dari penanggalan Jawa tersebut, maka lahirlah budaya (adat istiadat) baru. Di antaranya ngelmu titen (red: ilmu menandai dari suatu kebiasaan).

Ngelmu titen yang berasal dari perhitungan penanggalan Jawa tersebut terangkum dalam Kitab Primbon.

Dalam ngelmu titen, para leluhur Jawa menandai segala hal berdasarkan kebiasaan dari fenomena alam dan pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Dan hal tersebut dijadikan rumus kehidupan. Baik tentang peruntungan, kesehatan dan lain sebagainya.

Yes, sampai di sini dapat kita simpulkan bahwasanya Primbon Jawa merupakan sebuah riset dari perjalanan tafakur yang dilakukan oleh orang Jawa pada jaman dahulu kala. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan pola kehidupan, karakter, sifat dan efek yang terjadi dari sebuah tindakan yang berasal dari keadaan alam, jiwa dan kehendak Tuhan. Untuk itu saya pribadi (penulis) memandang hitungan Jawa yang terangkum dalam Primbon Jawa sebagai ilmu matematika pada umumnya. Yaitu dengan subyek kehidupan, sebagai jalan istikharah menemukan pola kehidupan yang lebih baik lagi. Dan bukanlah sebuah kesyirikan.

Jadi, hasil akhir dari sebuah hitungan Primbon bisa benar, dan bisa juga salah. Manusia berupaya, Tuhan yang menentukan. Semua dikembalikan pada kehendak-Nya.

Hukum Menggunakan Buku Primbon, Meyakini Shio dan Zodiak Ramalan Bintang 

Tidak hanya terbatas pada Primbon Jawa (seperti penjelasan di atas), hal tersebut juga berlaku pada hitungan shio, zodiak dan yang lainnya. Selama hitungan atau ramalan tersebut berdasarkan hasil pengamatan dari suatu kebiasaan, dan hasilnya akhirnya berserah pada kehendak Tuhan. Maka hal tersebut leh boleh saja.

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com
© Foto: shutterstock.com
Mengenai ngelmu titen (red: ilmu menandai dari suatu kebiasaan), bisa kita lihat juga dalam sebuah kitab Astrologi (ilmu perbintangan) yang ditulis oleh Ilmuwan muslim pada zaman Abbasiyah. Yaitu Abu Ma’syar Al-Falaki, murid dari Al-Kindi. Dalam kitab yang ditulis Abu Ma’syar Al-Falak dijelaskan tentang keadaan waktu tertentu, watak manusia yang lahir di waktu tertentu (seperti layaknya zodiak), dan sebagainya.

Baca juga: 
• 2 Hal Ghaib yang Harus Anda Tahu Tentang Alam Mimpi

• Rahasia Terpendam Kekuatan Mata yang Harus Anda Waspadai

• Rahasia Tulang Ekor Sulbi Manusia yang Menginspirasi Anda

Jadi, Kitab Astrologi, Kitab Primbon atau yang sejenisnya hanya boleh dijadikan sebagai data sementara saja. Sedangkan hasil yang akan terjadi tetap kita serahkan pada Allah. Karena sesungguhnya Allah lah yang mempengaruhi segalanya. Nah, bila kita menyikapinya seperti itu, sebagian ulama memperbolehkannya. Hal ini bisa Anda lihat dalam kitab Ghayatu Talkhishi Al-Murad min Fatawi ibn Ziyad, Hamisy Bughyatul Mustarsyidin, hal. 206,
Ibnul Farkah menyebutkan sebuah riwayat dari Imam Syafii, "Bahwa jika ahli astrologi berkata dan meyakini bahwa yang mempengaruhi segala segala sesuatu adalah Allah. Dan Allah lah yang menjalankan kebiasaan tersebut terjadi demikian, maka hal tersebut menurut saya tidak apa-apa. Karena yang dicela adalah bila meyakini segala sesuatu terjadi karena pengaruh dari ahlu nujum dan makhluk-makhluk-Nya. Itulah yang dilarang."
Apakah diperbolehkan bila meyakini ramalan primbon, zodiak, atau ramalan lainnya?

Dalam literatur Islam, kita bisa temui tentang hukum aqli (sesuatu yang pasti ada), mustahil (sesuatu yang pasti tidak ada), jaiz (sesuatu yang bisa jadi ada dan bisa jadi tidak ada), hukum syari (wajib, sunah, haram, makruh, mubah, sah, batal), dan hukum adi (hukum kebiasaan).

Jadi, ramalan primbon, zodiak dan shio termasuk dalam kategori akidah. Dan merupakan hukum adi (hukum kebiasaan).
★★★
Seperti penjelasan di awal, bahwasanya hitungan Primbon Jawa berasal dari sebuah kebiasaan yang terjadi pada fenomena alam, manusia dan kehendak Tuhan yang terjadi berulang-ulang, kemudian hal tersebut dijadikan rumus kehidupan. Dalam konteks ini, kita leh boleh saja mempercayai ramalan tersebut sebagai sesuatu yang berulang-ulang (hukum adi). Analoginya, sama halnya dari kebiasaan umum yang mempercayai bahwasanya Paramex pancen oye sebagai obat sakit kepala (seperti kata iklan Pak Dalang Timbul).

Meski demikian, Paramex sebagai obat sakit kepala bisa benar, juga bisa salah. Artinya ramalan itu bisa saja terbukti, dan bisa pula tidak terbukti. Paramex tidak mutlak sebagai obat sakit kepala, demikian pula dengan kebenaran sebuah ramalan.

Kesimpulannya adalah, bahwa hubungan sebab dan akibat dari hitungan primbon, zodiak dan shio boleh kita yakini sebatas hukum adi (hukum kebiasaan) saja. Karena hitungan primbon, zodiak dan shio sama sekali tidak memiliki pertalian mutlak dengan nasib kita (seperti analogi paramek obat sakit kepala).

Baca juga: Panduan Meditasi Lengkap bagi Pemula untuk Tujuan Kesehatan dan Spiritual

Sesungguhnya yang menentukan segala sesuatunya adalah Allah. Bukan ramalan primbon, zodiak, shio atau yang lainnya. Untuk itu kita harus selalu berbaik sangka kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah tergantung prasangka hamba-Nya. Wallahu a'lam.

Penulis:
Thabib Wira
Inilah Hukum Meyakini Ramalan Zodiak Shio dan Primbon, Milenial Harus Tahu! Inilah Hukum Meyakini Ramalan Zodiak Shio dan Primbon, Milenial Harus Tahu! Reviewed by Tabib Wira on September 12, 2021 Rating: 5