4 Cara Menjaga Pertemanan Penuh Kasih Sayang dan Awet (Utuh) Selamanya
BINAJATI - Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan bisa terlepas dari berinteraksi dengan manusia lainnya. Baik interaksi langsung maupun tidak langsung. Baik interaksi dengan keluarga, teman, tetangga dan masyarakat pada umumnya.
Dalam berinteraksi dengan orang lain, kadang kita merasakan komunikasi yang garing dan ketidak nyamanan batin.
Pernah ada teman yang curhat ke penulis. Setiap kali ia bercengkrama dengan temannya, selalu saja ia merasa tidak nyaman. Selalu merasa 'BeTe' jika dekat dengan temannya tersebut. Wis pokoknya ngga betah dah kalau ia berdekatan dengan temannya tersebut. Padahal kalau difikir-fikir, temannya tersebut berparas menawan, dan kaya. Di sisi lain, justru ia merasa nyaman berteman dengan seseorang yang kelihatannya biasa-biasa saja. Karena ia merasa nyaman, juga adem; meski hanya sekedar bertatap muka dan sedikit berbicara.
Nah, seperti itulah kira-kira inner beauty berperan pada seseorang.
Baca juga: Inilah 6 Sifat dan Kepribadian Wanita yang Ampuh Bikin Cowok Tergila-gila
Kenyamanan itulah yang akan menggulirkan perasaan cinta dan kasih sayang dalam pergaulan. Pada akhirnya dari rasa cinta dan kasih sayang tersebut akan menumbuhkan jiwa asah asih dan asuh.
Lalu bagaimana caranya untuk bisa membangkitkan inner beauty dalam pergaulan? Dan apa saja yang harus dilakukan dalam menjalin pertemanan agar tetap awet selamanya? Berikut tips dan adab dalam pergaulan yang bisa Anda terapkan!
Luruskan Niat dalam Menjalin Pertemanan
Segala sesuatu berawal dari hati (batin), semua akan indah pada hatinya. Sama halnya dalam menjalin hubungan pertemanan. Pergaulan akan terasa lebih indah dan penuh cinta kasih bila diawali dengan ketulusan. Dan dari ketulusan tersebut akan memancarkan inner beauty.
Seseorang yang mempunyai ketulusan akan lebih mudah mencintai, dan lembut hatinya. Hati kalau sudah tersiram rasa cinta, rasa benci tak punya ruang untuk menempatinya. Andaipun ada rasa benci, bencinya karena Allah. Membenci sesuatu dengan subyek perbuatan jeleknya, bukan membenci pelakunya kejelekan.
Konon, dalam sebuah hadis shahih Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam berpesan, "Siapa yang tidak mencintai, maka ia juga tidak akan dicintai."
Jadi, kalau kita ingin dicintai, maka mulailah dengan mencintai orang lain terlebih dahulu. Sudah menjadi hukum alam, orang yang menanam cinta, akan menumbuhkan rasa cinta. Orang yang menebarkan kasih, akan berbalas sayang. Itulah kristalisasi kasih sayang. Sumber cahaya untuk memancarkan inner beauty dari dalam diri.
5 Hal yang Harus Dimiliki dalam Menjalin Pertemanan
Foto: instagram.com/zsalsadil |
Konon, dalam sebuah hadis shahih Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam berpesan, "Siapa yang tidak mencintai, maka ia juga tidak akan dicintai."
Jadi, kalau kita ingin dicintai, maka mulailah dengan mencintai orang lain terlebih dahulu. Sudah menjadi hukum alam, orang yang menanam cinta, akan menumbuhkan rasa cinta. Orang yang menebarkan kasih, akan berbalas sayang. Itulah kristalisasi kasih sayang. Sumber cahaya untuk memancarkan inner beauty dari dalam diri.
5 Hal yang Harus Dimiliki dalam Menjalin Pertemanan
Untuk meraih keutamaan dalam pergaulan, maka setiap diri harus bisa mentafakuri pergaulannya.
Dan inilah hal-hal yang musti kita tafakurkan dalam pergaulan. Tafakur yang bisa memancarkan inner beauty, menumbuhkan rasa nyaman dan rasa cinta dalam pergaulan.
1. Ta'aruf (saling mengenal)
Ada peribahasa yang sangat masyur, "Tak kenal maka tak sayang." Jadi kalau kita ingin disayang, langkah awalnya memang kudu harus saling mengenal terlebih dahulu.
Sama halnya dalam pergaulan, kalau kita ingin intim dalam pergaulan; maka kita harus ta'aruf terlebih dahulu. Kita kenali secara lahiriah orang yang ingin kita ajak bergaul.
Wajib bagi kita untuk mengenali orang yang akan kita ajak akrab dalam sebuah pergaulan. Maka mulailah untuk mengenali badaniyahnya, karakternya, kesukaannya, pemikirannya, dan apapun yang melekat pada dirinya.
2. Tafahum (saling memahami)
Setelah saling mengenal, proses alamiah berikutnya adalah semangat untuk saling memahami. Dengan saling memahami, maka akan menjadikan kepribadian yang mudah bertoleransi, dan saling empati dalam pergaulan.
3. Ta'awun (saling menolong)
Dengan saling mengenal, saling memahami; maka sifat suka menolong akan mewarnai dalam sebuah pergaulan.
4. Takaful - saling menanggung
Susah senang dirasakan bersama. Ibarat tubuh, ketika salah salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun akan ikut merasakan sakit. Sama halnya dengan jiwa yang sudah tercerahkan. Ia akan ikut menanggung menyelesaikan suatu masalah, ketika ada salah seorang temannya sedang tertimpa masalah.
5. Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain)
Ketika seseorang sudah mampu melepaskan keakuannya, maka ia akan memposisikan dirinya untuk orang lain. Ia senantiasa memancarkan aura cinta, dan sikap asah asih asuh untuk orang lain.
Hal tersebut sejalan dengan pesan Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, "Tidak beriman seseorang di antaramu, hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai diri sendiri."
Foto: liputan6.com |
1. Ta'aruf (saling mengenal)
Ada peribahasa yang sangat masyur, "Tak kenal maka tak sayang." Jadi kalau kita ingin disayang, langkah awalnya memang kudu harus saling mengenal terlebih dahulu.
Sama halnya dalam pergaulan, kalau kita ingin intim dalam pergaulan; maka kita harus ta'aruf terlebih dahulu. Kita kenali secara lahiriah orang yang ingin kita ajak bergaul.
Wajib bagi kita untuk mengenali orang yang akan kita ajak akrab dalam sebuah pergaulan. Maka mulailah untuk mengenali badaniyahnya, karakternya, kesukaannya, pemikirannya, dan apapun yang melekat pada dirinya.
2. Tafahum (saling memahami)
Setelah saling mengenal, proses alamiah berikutnya adalah semangat untuk saling memahami. Dengan saling memahami, maka akan menjadikan kepribadian yang mudah bertoleransi, dan saling empati dalam pergaulan.
3. Ta'awun (saling menolong)
Dengan saling mengenal, saling memahami; maka sifat suka menolong akan mewarnai dalam sebuah pergaulan.
4. Takaful - saling menanggung
Susah senang dirasakan bersama. Ibarat tubuh, ketika salah salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun akan ikut merasakan sakit. Sama halnya dengan jiwa yang sudah tercerahkan. Ia akan ikut menanggung menyelesaikan suatu masalah, ketika ada salah seorang temannya sedang tertimpa masalah.
5. Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain)
Ketika seseorang sudah mampu melepaskan keakuannya, maka ia akan memposisikan dirinya untuk orang lain. Ia senantiasa memancarkan aura cinta, dan sikap asah asih asuh untuk orang lain.
Hal tersebut sejalan dengan pesan Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, "Tidak beriman seseorang di antaramu, hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai diri sendiri."
Rahasia Komunikasi Efektif untuk Melanggengkan Pertemanan
Inilah beberapa tips komunikasi efektif dalam menjalin hubungan pertemanan yang penuh kenyamanan dan cinta kasih:
1. Ucapkan salam dan berjabat tangan
Ketika bertemu dengan seseorang, atau ketika memulai sebuah pembicaraan; biasakanlah untuk mengucapkan salam. Namun harus bijak, harus tahu status orang yang mau diajak bergaul. Jika bertemu dengan orang yang statusnya non muslim, maka ucapkanlah salam seperti adat kebiasaan setempat. Namun jika bertemu dengan sesama muslim, maka ucapkanlah salam seperti yang disyari'atkan. Yaitu dengan mengucapkan,"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Salam yang diucapkan dengan tulus akan menumbuhkan rasa cinta.
Perhatikan pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (No. 54) berikut ini, “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Setelah mengucapkan salam, berjabatlah tangan dengan "hangat".
Seperti pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini;
2. Tulus menjaga adab
Dalam khasanah tasawuf, adab adalah pintu masuk dari rasa ihsan kepada Allah. Semakin tinggi adabnya, semakin melesatlah rasa ihsannya. Maka dari itu pergaulan yang disertai adab akan menuai keutamaan (pergaulan).
Dan inilah adab berkomunikasi yang ampuh untuk meraih keutamaan dalam pergaulan:
• Jaga sikap badan
Ketika berbicara dengan seseorang, usahakanlah posisi badan menghadap orang tersebut.
• Fokus pada obrolan
Ketika berbicara dengan seseorang, usahakanlah untuk tetap fokus dengannya. Dengan begitu, ia akan merasa dihargai kehadirannya.
Baca juga: Satu Hal yang Harus Dimiliki Seorang Lelaki ketika Sedang Jatuh Cinta
Tetaplah fokus dalam pembicaraan. Kalau tidak darurat, jangan beraktifitas lain. Misal, sok sibuk dengan aktifitas HP.
Boleh-boleh saja dalam sebuah pembicaraan (off air) untuk diselingi dengan beraktifas memakai HP. Namun itu sifatnya darurat, misal; menerima panggilan suara masuk di HP.
Jika hanya SMS dan Chating, lebih baik tidak usah direspon langsung. Karena SMS atau chating masih bisa ditunda untuk direspon. Dan kalau memang kudu membalas SMS, chating atau menerima panggilan suara telephon; lebih baik sesekali saja untuk meresponnya.
Bila kita sibuk dengan HP di saat sendiri, berarti kita sedang mengusir sepi. Dan apabila kita terlalu sibuk dengan HP ketika sedang bersama orang lain (teman), apa berarti kita sedang mengusir seorang teman - Notes
• Adil dalam berkomunikasi
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, bersikaplah adil dalam berbagi pembicaraan. Dan jangan pula merampok haknya orang lain untuk berbicara.
Berbicaralah yang adil, beri kesempatan orang lain untuk mendapatkan haknya berbicara.
Dengan berbuat adil, tentu akan mengikis egoisme. Bukankah setiap orang senang jika diperlakukan adil. Dengan rasa senang tersebut, maka pintu-pintu rasa nyaman, juga rasa cinta akan lebih mudah terbuka.
Ketika berbicara dalam suatu komunitas (lebih dari dua orang), keadilan dalam berbagi perhatian juga wajib kita tegakan.
Korelasi hal di atas seperti wasiat Rasulullah SAW dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini, "Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya."
• Merendahkan suara dan berkata yang baik
Ketika berbicara dengan orang lain, sebaiknya bisa merendahkan intonasi suara.
Di sisi lain, berbicara dengan intonasi tinggi malah sangat dianjurkan. Misal ketika seseorang menjadi Khatib Shalat Jum'at, disyari'atkan untuk bisa berbicara (berkhotbah) dengan intonasi tinggi.
Dengan qiyas khutbah Khotib Jum'at, maka bisa menjadi rujukan diperbolehkannya berbicara dengan intonasi tinggi ketika dalam forum-forum khusus, atau hal-hal khusus.
Pentingnya merendahkan suara dalam pergaulan telah dicontohkan Luqman ketika menasihati anaknya.
Berikut nasihat Lukman yang diabadikan dalam Al- Qur'an Surat Luqman Ayat 19, "Dan sederhanakanlah dalam berjalan, dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Selain merendahkan suara, bangunlah cinta dalam pergaulan dengan berbicara yang baik-baik.
Perhatikan firman Allah berikut,
(HR. Bukhari dan Muslim)
• Jangan memotong pembicaraan
Karena setiap orang tidak ingin pembicaraannya dipotong oleh orang lain. Pengin omongannya diakui.
Baca juga: Nasihat Luar Biasa dari al Imam Abu Hanifah yang Bisa Menginspirasi para Jomblo
Akan tetapi masih dibenarkan untuk memotong pembicaraan orang lain, jika memang itu diperlukan (darurat). Namun tetaplah dengan adab.
• Keutamaan jujur dalam pertemanan
Setiap orang pasti mencintai sebuah kejujuran. Maka dari itu, orang yang jujur pasti akan dicintai orang lain. Karena cinta, orang pun akan empati dan percaya dengan orang yang jujur.
Sebaliknya, orang yang suka berdusta tentu omongannya tidak akan dipercaya oleh orang lain. Dan bisa menyebabkan kebencian, juga permusuhan dalam pergaulan.
• Memanggil bama dan gelar yang disukai
Dalam seni berkomunikasi, orang akan lebih senang jika dipanggil namanya.
Jangan sekali-kali memanggil seseorang dengan sebutan yang tidak disukainya. Misal ada orang yang berperawakan pendek, dan orang lain memanggilnya dengan sebutan pendek. Tentu akan menjadi bumerang jika yang dipanggil tersebut tidak rela. Nah, disinilah perlunya kita mengenal (ta'aruf) dan memahami (tafahum) orang lain.
Hal lainnya yang dapat mengindahkan pergaulan adalah dengan menambahkan sebutan, atau gelar yang kebanyakan orang suka. Misal dengan menambahkan sebutan pak, mas, mbah, dik, bos, bro, sis, ndan, dan lain sebagainya (sesuai adat, budaya, dan karakter seseorang).
Catatan:
1. Ucapkan salam dan berjabat tangan
Ketika bertemu dengan seseorang, atau ketika memulai sebuah pembicaraan; biasakanlah untuk mengucapkan salam. Namun harus bijak, harus tahu status orang yang mau diajak bergaul. Jika bertemu dengan orang yang statusnya non muslim, maka ucapkanlah salam seperti adat kebiasaan setempat. Namun jika bertemu dengan sesama muslim, maka ucapkanlah salam seperti yang disyari'atkan. Yaitu dengan mengucapkan,"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Salam yang diucapkan dengan tulus akan menumbuhkan rasa cinta.
Foto: instagram.com/zsalsadil |
Setelah mengucapkan salam, berjabatlah tangan dengan "hangat".
Seperti pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini;
Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah - HR. Abu Dawud, No. 5212Dengan mengucapkan salam dan berjabat tangan (dengan tulus), maka hal tersebut akan menumbuhkan kehangatan, kenyamanan, dan rasa cinta dalam pergaulan.
2. Tulus menjaga adab
Dalam khasanah tasawuf, adab adalah pintu masuk dari rasa ihsan kepada Allah. Semakin tinggi adabnya, semakin melesatlah rasa ihsannya. Maka dari itu pergaulan yang disertai adab akan menuai keutamaan (pergaulan).
Dan inilah adab berkomunikasi yang ampuh untuk meraih keutamaan dalam pergaulan:
• Jaga sikap badan
Ketika berbicara dengan seseorang, usahakanlah posisi badan menghadap orang tersebut.
• Fokus pada obrolan
Ketika berbicara dengan seseorang, usahakanlah untuk tetap fokus dengannya. Dengan begitu, ia akan merasa dihargai kehadirannya.
Baca juga: Satu Hal yang Harus Dimiliki Seorang Lelaki ketika Sedang Jatuh Cinta
Tetaplah fokus dalam pembicaraan. Kalau tidak darurat, jangan beraktifitas lain. Misal, sok sibuk dengan aktifitas HP.
Boleh-boleh saja dalam sebuah pembicaraan (off air) untuk diselingi dengan beraktifas memakai HP. Namun itu sifatnya darurat, misal; menerima panggilan suara masuk di HP.
Jika hanya SMS dan Chating, lebih baik tidak usah direspon langsung. Karena SMS atau chating masih bisa ditunda untuk direspon. Dan kalau memang kudu membalas SMS, chating atau menerima panggilan suara telephon; lebih baik sesekali saja untuk meresponnya.
Bila kita sibuk dengan HP di saat sendiri, berarti kita sedang mengusir sepi. Dan apabila kita terlalu sibuk dengan HP ketika sedang bersama orang lain (teman), apa berarti kita sedang mengusir seorang teman - Notes
• Adil dalam berkomunikasi
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, bersikaplah adil dalam berbagi pembicaraan. Dan jangan pula merampok haknya orang lain untuk berbicara.
Berbicaralah yang adil, beri kesempatan orang lain untuk mendapatkan haknya berbicara.
Dengan berbuat adil, tentu akan mengikis egoisme. Bukankah setiap orang senang jika diperlakukan adil. Dengan rasa senang tersebut, maka pintu-pintu rasa nyaman, juga rasa cinta akan lebih mudah terbuka.
Ketika berbicara dalam suatu komunitas (lebih dari dua orang), keadilan dalam berbagi perhatian juga wajib kita tegakan.
Korelasi hal di atas seperti wasiat Rasulullah SAW dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini, "Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya."
• Merendahkan suara dan berkata yang baik
Ketika berbicara dengan orang lain, sebaiknya bisa merendahkan intonasi suara.
Di sisi lain, berbicara dengan intonasi tinggi malah sangat dianjurkan. Misal ketika seseorang menjadi Khatib Shalat Jum'at, disyari'atkan untuk bisa berbicara (berkhotbah) dengan intonasi tinggi.
Dengan qiyas khutbah Khotib Jum'at, maka bisa menjadi rujukan diperbolehkannya berbicara dengan intonasi tinggi ketika dalam forum-forum khusus, atau hal-hal khusus.
Pentingnya merendahkan suara dalam pergaulan telah dicontohkan Luqman ketika menasihati anaknya.
Berikut nasihat Lukman yang diabadikan dalam Al- Qur'an Surat Luqman Ayat 19, "Dan sederhanakanlah dalam berjalan, dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Selain merendahkan suara, bangunlah cinta dalam pergaulan dengan berbicara yang baik-baik.
Perhatikan firman Allah berikut,
Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat - QS. Al-Baqarah, Ayat 83Nasihat berkata baik juga diwasiatkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)
• Jangan memotong pembicaraan
Karena setiap orang tidak ingin pembicaraannya dipotong oleh orang lain. Pengin omongannya diakui.
Baca juga: Nasihat Luar Biasa dari al Imam Abu Hanifah yang Bisa Menginspirasi para Jomblo
Akan tetapi masih dibenarkan untuk memotong pembicaraan orang lain, jika memang itu diperlukan (darurat). Namun tetaplah dengan adab.
• Keutamaan jujur dalam pertemanan
Setiap orang pasti mencintai sebuah kejujuran. Maka dari itu, orang yang jujur pasti akan dicintai orang lain. Karena cinta, orang pun akan empati dan percaya dengan orang yang jujur.
Sebaliknya, orang yang suka berdusta tentu omongannya tidak akan dipercaya oleh orang lain. Dan bisa menyebabkan kebencian, juga permusuhan dalam pergaulan.
• Memanggil bama dan gelar yang disukai
Dalam seni berkomunikasi, orang akan lebih senang jika dipanggil namanya.
Jangan sekali-kali memanggil seseorang dengan sebutan yang tidak disukainya. Misal ada orang yang berperawakan pendek, dan orang lain memanggilnya dengan sebutan pendek. Tentu akan menjadi bumerang jika yang dipanggil tersebut tidak rela. Nah, disinilah perlunya kita mengenal (ta'aruf) dan memahami (tafahum) orang lain.
Hal lainnya yang dapat mengindahkan pergaulan adalah dengan menambahkan sebutan, atau gelar yang kebanyakan orang suka. Misal dengan menambahkan sebutan pak, mas, mbah, dik, bos, bro, sis, ndan, dan lain sebagainya (sesuai adat, budaya, dan karakter seseorang).
Catatan:
Dalam berkomunikasi dengan istrinya Aisyah RA, Rasulullah SAW juga menambahkan sebutan kesayangan, yaitu dengan sebutan Humaira, dan Aisyi.
• Bercanda
Pemanis dalam pergaulan adalah bercanda. Karena Sang Panutan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga suka bercanda.
Dengan bercanda, pertemanan akan lebih akrab dan lebih cair. Namun karena bercanda itu hanya sebagai pemanis, maka sebaiknya jangan berlebihan. Karena banyak bercanda akan menghilangkan rasa hati.
Selain itu dalam bercanda juga dilarang berdusta, dan menghujat orang lain.
• Pintar melihat situasi
Setelah mengerti dan memahami dengan orang yang akan diajak berkomunikasi, tentu dalam pembicaraan harus bisa menyesuaikan. Berbicaralah dengan seseorang sesuai frekuensi pemikirannya.
Tentu tidak akan terjadi pembicaraan yang mengasyiekkan, jika berbicara tak mengindahkan kemampuan berfikir orang lain. Contoh, seorang ahli ekonomi tentu tidak akan satu frekuensi obrolannya dengan seorang buruh bangunan. Tanpa bermaksut merendahkan, seorang buruh bangunan pasti tidak akan nyambung bila diajak ngobrol tentang ekonomi makro dan lain sebagainya. Dan biar lebih nyambung obrolannya, tentu harus menyamakan frekuensinya, bukan. Baik frekuensi pemikiran, kejiwaan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Inilah Satu Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Berakibat Fatal pada Tumbuh Kembang Anak
Selain melihat situasi pemikiran, dan kejiwaan seseorang dalam berkomunikasi; tentu juga harus pintar melihat situasi tempat dalam berkomunikasi.
Ketika di forum resmi berbicaralah dengan serius, namun tetap hangat. Dan ketika di forum santai, berbicaralah dengan warna keakraban.
Janganlah merusak suasana keakraban dalam sebuah perjamuan pertemanan dengan loby-loby bisnis. Boleh berbisnis dengan teman-teman kita, namun ada waktunya tersendiri.
• Tebarkan senyum
Meski hati sedih, meski bibir berat untuk tersenyum; senyumlah untuk orang lain dengan tulus! Karena senyuman yang tulus akan mengindahkan pergaulan.
• Saling memberi hadiah
Dalam hukum positif, orang akan berbunga-bunga jika mendapatkan hadiah dari sebuah jalinan pergaulan. Dan sebaiknya untuk saling memberi hadiah, saling berbalas hadiah. Karena dengan saling memberi hadiah akan menyuburkan cinta dalam pergaulan.
Dalam spiritual Islam, saling berbalas hadiah sangat disunahkan (semampunya). Dan inilah rujukan hadisnya, "Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai."
(HR. Bukhari)
• Berani meminta maaf dan berterima kasih
Tak perlu menunggu bersalah untuk meminta maaf. Kadang kata maaf dalam pergaulan bisa melunakan hati seseorang. Jika tidak terlalu prinsip, terkadang mengalah itu lebih baik dalam sebuah pergaulan. Karena, kadang kala dengan mengalah justru akan memenangkan hati seseorang.
Berani meminta maaf, juga harus berani mengucapkan terima kasih. Seseorang tentu akan merasa senang jika hal yang dilakukannya diterima orang lain dengan suka cita. Meskipun ia berbuat tanpa berharap ucapan terima kasih.
Rahasia Luar Biasa dari Sikap Tawakal dalam Berteman
• Bercanda
Pemanis dalam pergaulan adalah bercanda. Karena Sang Panutan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga suka bercanda.
Dengan bercanda, pertemanan akan lebih akrab dan lebih cair. Namun karena bercanda itu hanya sebagai pemanis, maka sebaiknya jangan berlebihan. Karena banyak bercanda akan menghilangkan rasa hati.
Selain itu dalam bercanda juga dilarang berdusta, dan menghujat orang lain.
• Pintar melihat situasi
Setelah mengerti dan memahami dengan orang yang akan diajak berkomunikasi, tentu dalam pembicaraan harus bisa menyesuaikan. Berbicaralah dengan seseorang sesuai frekuensi pemikirannya.
Tentu tidak akan terjadi pembicaraan yang mengasyiekkan, jika berbicara tak mengindahkan kemampuan berfikir orang lain. Contoh, seorang ahli ekonomi tentu tidak akan satu frekuensi obrolannya dengan seorang buruh bangunan. Tanpa bermaksut merendahkan, seorang buruh bangunan pasti tidak akan nyambung bila diajak ngobrol tentang ekonomi makro dan lain sebagainya. Dan biar lebih nyambung obrolannya, tentu harus menyamakan frekuensinya, bukan. Baik frekuensi pemikiran, kejiwaan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Inilah Satu Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Berakibat Fatal pada Tumbuh Kembang Anak
Selain melihat situasi pemikiran, dan kejiwaan seseorang dalam berkomunikasi; tentu juga harus pintar melihat situasi tempat dalam berkomunikasi.
Ketika di forum resmi berbicaralah dengan serius, namun tetap hangat. Dan ketika di forum santai, berbicaralah dengan warna keakraban.
Janganlah merusak suasana keakraban dalam sebuah perjamuan pertemanan dengan loby-loby bisnis. Boleh berbisnis dengan teman-teman kita, namun ada waktunya tersendiri.
• Tebarkan senyum
Meski hati sedih, meski bibir berat untuk tersenyum; senyumlah untuk orang lain dengan tulus! Karena senyuman yang tulus akan mengindahkan pergaulan.
• Saling memberi hadiah
Dalam hukum positif, orang akan berbunga-bunga jika mendapatkan hadiah dari sebuah jalinan pergaulan. Dan sebaiknya untuk saling memberi hadiah, saling berbalas hadiah. Karena dengan saling memberi hadiah akan menyuburkan cinta dalam pergaulan.
Dalam spiritual Islam, saling berbalas hadiah sangat disunahkan (semampunya). Dan inilah rujukan hadisnya, "Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai."
(HR. Bukhari)
• Berani meminta maaf dan berterima kasih
Tak perlu menunggu bersalah untuk meminta maaf. Kadang kata maaf dalam pergaulan bisa melunakan hati seseorang. Jika tidak terlalu prinsip, terkadang mengalah itu lebih baik dalam sebuah pergaulan. Karena, kadang kala dengan mengalah justru akan memenangkan hati seseorang.
Berani meminta maaf, juga harus berani mengucapkan terima kasih. Seseorang tentu akan merasa senang jika hal yang dilakukannya diterima orang lain dengan suka cita. Meskipun ia berbuat tanpa berharap ucapan terima kasih.
Rahasia Luar Biasa dari Sikap Tawakal dalam Berteman
Langkah terakhir dari semua ikhtiar untuk meraih keutamaan pergaulan adalah dengan bertawakal (berserah diri) kepada Allah SWT. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berserah diri.
Jadi andaipun kita gagal untuk dicintai manusia, gagal dalam berteman; jangan khawatir, karena masih ada teman dan cinta yang sejati. Yaitu cinta Allah. Cinta dan berteman yang tidak bertepuk sebelah tangan.
KESIMPULAN
Foto: instagram.com/zsalsadil |
KESIMPULAN
Sudah menjadi hukum alam, minyak dan air tak akan bisa bersatu. Sama halnya dalam pergaulan. Orang yang baik bisa saja bertemu dengan orang yang tidak baik, namun tetaplah tidak akan bisa bersatu (menjadi teman akrab). Kecuali atas rahmat Allah. Yaitu dengan memberikan kebaikan pada keduanya.
Sungguh kita akan dikumpulkan (akrab) dengan orang-orang yang saling mencintai.
Dengan kepribadian yang baik, akan menghidupkan inner beauty dalam pergaulan. Dengan cinta, orang-orang akan tetap bertahan di sisi kita, dan tetap merasa nyaman bersama kita.
Kata kunci untuk meraih keutamaan dalam pergaulan adalah cinta. Karena mencintai pembelinya, seorang pedagang tak akan menipu pembelinya. Karena mencintai rakyatnya, seorang pejabat tidak akan mencuri uang rakyat (korupsi). Karena mencinta temannya, seorang karib tak akan menyakiti sahabatnya. Dan masih banyak lagi kebaikan jika cinta yang berbicara. Seperti itulah cinta, cinta akan mengajarkan kita menjadi orang yang baik. Wallahu a'lam.
Yogyakarta, 10 Juni 2019
Penulis: Thabib Wira
Sungguh kita akan dikumpulkan (akrab) dengan orang-orang yang saling mencintai.
Dengan kepribadian yang baik, akan menghidupkan inner beauty dalam pergaulan. Dengan cinta, orang-orang akan tetap bertahan di sisi kita, dan tetap merasa nyaman bersama kita.
Kata kunci untuk meraih keutamaan dalam pergaulan adalah cinta. Karena mencintai pembelinya, seorang pedagang tak akan menipu pembelinya. Karena mencintai rakyatnya, seorang pejabat tidak akan mencuri uang rakyat (korupsi). Karena mencinta temannya, seorang karib tak akan menyakiti sahabatnya. Dan masih banyak lagi kebaikan jika cinta yang berbicara. Seperti itulah cinta, cinta akan mengajarkan kita menjadi orang yang baik. Wallahu a'lam.
Yogyakarta, 10 Juni 2019
Penulis: Thabib Wira
4 Cara Menjaga Pertemanan Penuh Kasih Sayang dan Awet (Utuh) Selamanya
Reviewed by Tabib Wira
on
October 31, 2023
Rating: