3 Tanda Orang yang Mendapatkan Makrifat karena Berkah Ramadhan, Bisa Jadi Anda?
Itulah kondisi kejiwaan setiap mukmin ketika ditinggalkan Ramadhan. Penuh rona dan warna.
Memang, diterima atau tidaknya puasa seorang hamba adalah hak prerogratif Gusti Allah.
Meski begitu kita tetap kudu melihat, dan menghisab dari hasil ibadah di setiap Ramadhan.
Mengukur tingkat keberhasilan Ramadhan sebagai bahan muhasabah. Sebagai barometer akhlak dan ibadah pasca Ramadhan.
Dengan sikap seperti itu, maka akan ada semangat untuk terus memperbaiki diri. Dengan jalan istiqamah membangun akhlakul karimah, dan ibadah yang lurus.
Baca juga:
• 4 Fadhilah dari Bacaan Basmallah yang Tidak Disangka-sangka
• Inilah Fadhilah Amalan yang Bisa Memotivasi Anda untuk Meraih Karamah-Nya
Kegalauan ketika akan ditinggalkan Ramadhan seperti yang saya sampaikan di atas adalah sebagian dari tanda diterimanya amal ibadah seseorang selama Ramadhan.
(1)
Menghidupkan Cahaya Ramadhan di Setiap Waktu
Secara hakikat, Ramadhan sebenarnya tidak pernah pergi. Hanya Anda saja yang melupakan dan meninggalkannya. Anda yang meninggalkan Ramadhan, bukan Ramadhan yang meninggalkanmu.
Dengan memperlakukan semua bulan layaknya Bulan Ramadhan, maka Ramadhan akan terus hidup pasca Bulan Ramadhan. Me-Ramadhankan hidup, meng-Qur'ankan jiwa.
Sama halnya dengan i'tikaf disepuluh hari Ramadhan. Seharusnya dilakukan tidak hanya di saat Ramadhan saja. Sebaiknya sesering mungkin, meskipun tidak di masjid.
Mengapa harus demikian?
Karena i'tikaf adalah puncak dari nilai puasa, dan puncak dari nilai ibadah.
Satu hal yang perlu menjadi renungan mengenai i'tikaf. Bahwasanya setiap orang mampu berpuasa, namun jarang sekali yang mampu diam (i'tikaf). Yaitu dengan mendiamkan nafsunya, keinginannya, angan-angannya, dan segala penilaian juga penolakan dari luar dirinya.
Secara umum, berbagai macam ibadah yang Anda lakukan akan mengantarkan kepada diam. Karena dengan diam, maka Anda akan mampu mengetahui kekurangan dalam diri, kemudian bersemangat untuk memperbaiki semua kekurangan diri. Dan bukan malah sebaliknya; yaitu hanya dengan memperbanyak amal ibadah, namun lupa untuk berdiam diri dalam Itikaf (tafakur).
Nah, itulah tujuan utama dari i'tikaf. Yang seharusnya Anda gelorakan lagi pasca Ramadhan. Selengkapnya baca di sini: Rahasia Ma'rifatullah yang Harus Anda Tahu: dari Diam, Hening hingga Fana
(2)
Mendapatkan Keutamaan Hidup Pasca Ramadhan
Ramadhan senantiasa menjadi kenangan terindah yang tak akan pernah terlupakan (bagi setiap mukmin). Membuat hidup menjadi lebih hidup pasca Ramadhan.
Kenangan Ramadhan yang akan mengkristal menjadi sebuah karakter. Menjadi modal awal untuk menjadi lebih baik lagi, lagi, dan lagi di setiap waktu.
Itulah anugrah terindah bagi setiap muslim dan mukmin yang telah sukses merengkuh keberkahan Ramadhan. Karena sesungguhnya Ramadhan sebagai madrasah terbaik bagi setiap muslim untuk menempa diri.
Ramadhan sebagai pembentukan karakter akan menghasilkan watak yang rahmatan lil 'alamin. Semakin baik, semakin peka terhadap sesama tanpa pandang bulu. Saling asah asih dan asuh. Bisa saling menghargai, menghormati dan mempunyai kepekaan rasa. Dengan begitu, segala sikap, ucapan, dan tindakan tidak gampang menyakiti orang lain. Dan pada akhirnya akhlak pun semakin bercahaya, ibadah pun semakin nikmat dan istiqamah.
(3)
Kembali Fitrah Pasca Ramadhan
Sirr (zauq, rasa) itu bertempat di dalam ruh, dan ruh bertempat di dalam hati.
Sirr inilah yang mendapatkan limpahan rahmat dari Allah untuk menatap keagungan wajah-Nya. Hal ini terjadi pada orang-orang yang telah kembali pada fitrahnya sebagai seorang hamba. Yaitu tidak terikat dan terkotori oleh hingar bingarnya masalah dunia, kembali kosong tidak terisi oleh apapun dan siapapun.
Pada saat hati dan ruh dalam keadaan diam, maka Allah pun akan menurunkan cahaya-Nya kepada sang hamba. Dan yang dilihat oleh sang hamba hanya Allah yang nyata. Yang menguasai dan yang meliputi dirinya dan segala sesuatu.
Baca juga:
• Rahasia Terpendam dari Kekuatan Mata yang Harus Anda Waspadai
• 2 Hal Ghaib yang Harus Anda Tahu Tentang Alam Mimpi
• 5 Tanda Diterimanya Amal Ibadah di Bulan Ramadhan yang Harus Anda Tahu
Dan pada saat inilah sang hamba dalam keadaan makrifat kepada Allah, mengenal dengan sesungguhnya mengenal, mengenal bukan hanya sekedar ilmu, laku dan omongan semata. Namun mengenal Allah dengan hidayah dan karunia-Nya. Cahaya-Nya menyentuh jiwa, hati dan ruh hamba-Nya. Sehingga setiap tarikan nafas dan detak jantung itu semata-mata mengandung cahaya-Nya. Dan segala gerak dan laku serta ucapanya merupakan wujud dari cahaya Tuhannya.
Barang siapa melihat Allah niscaya lenyaplah ia dari dirinya, dan barang siapa masih melihat dirinya ada. Merasa bisa beramal dan berilmu, atau merasa bisa yang lainnya; maka niscaya terhijablah (tertutupi) ia dari Allah.Jadi, sangat terang benderang bahwa hakikat dan ma'rifat itu tidak hanya cukup dengan dalil-dalil saja. Atau dengan jalan pikiran manusia saja, tetapi hakikat ma'rifat hanya dapat dicapai dengan pertolongan Allah, dan hadirnya Allah dalam diri seorang hamba. Dan hal ini bisa diperoleh dengan jalan kembali pada fitrah-Nya manusia sebagai seorang hamba. Salah satunya dengan jalan berpuasa. Wallahu a'lam.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Salam wa rahmah,
Thabib Wira Al Faqir Ilallah
Baca juga: Rahasia untuk Meraih Khusyuk dalam Berzikir
3 Tanda Orang yang Mendapatkan Makrifat karena Berkah Ramadhan, Bisa Jadi Anda?
Reviewed by Tabib Wira
on
May 30, 2019
Rating: