Alasan Utama Anda Harus Zuhud & Ciri-ciri Pribadi Zuhud yang Benar
BINAJATI - Apa yang dicari manusia dalam kehidupan ini? Tentunya kebahagiaan dan kesenangan hidup yang selalu dirindukan setiap insan.
Kesenangan dan kebahagiaan hidup adalah impian setiap orang. Oleh sebab itu, manusia berjuang dan berlomba-lomba untuk meraih apa yang menjadi tujuan hidupnya tersebut.
Untuk meraih kesenangan dan kebahagiaan hidup, ada yang berjalan menuju apa yang diimpikan dengan jalan kembali ke fitrahnya sebagai manusia (jalan Tuhan).
Di sisi lain, ada sebagian orang yang salah jalan dalam meniti kesenangan dan kebahagiaan hidup.
Faktanya, ada sebagian orang menganut budaya instan dalam mencapai kesenangan hidupnya. Yaitu keluar dari jalan halal untuk meraih kesenangan duniawi (harta). Korupsi, menipu, hingga perbuatan terlarang lainnya adalah contoh kecil dari sebagian orang yang tidak sabar di dalam menjemput rejeki.
Baca juga: Rahasia Luar Biasa dari Sikap Saling Memaafkan, inilah Keajaiban yang Anda Dapatkan
Mereka mengira, harta yg dikumpulkan siang malam tanpa menghiraukan halal-haram, dan kekuasaan yang dipertahankan dengan berbagai cara dapat menghantarkannya ke pintu kebahagiaan.
Sungguh, dunia ini jika kita kejar tidak akan pernah habis. Dan hanya hati yang qana’ah, hati yang merasa puas dengan karunia Allah yang bisa menjembatani arti sebuah kebahagiaan.
Demi Allah, kebahagiaan sejati terletak di dalam hati. Sedangkan tidak ada yang mampu menyentuh hati kecuali Sang Pemilik Hati itu sendiri. Yaitu Allah SWT.
Lalu apakah kita tidak boleh menjadi kaya raya dan mempunyai kedudukan yang tinggi?
Ketahuilah, Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menikmati kesenangan duniawi.
Islam menempatkan kehidupan dunia sebagai wasilah bukan ghoyah(tujuan). Addunya mazroatul akhirat, dunia adalah ladang bagi kehidupn akhirat. Karena itu setiap muslim boleh kaya dan berkuasa. Dan justru sangat dianjurkan kaya, memiliki pangkat yang tinggi, atau memiliki pasangan hidup yang rupawan-jelita.
Baca juga: Satu Hal yang Harus Dimiliki Seorang Pria ketika Jatuh Cinta
Hal yang harus kita garis bawahi tentang gebyarnya dunia ini, bahwa kesenangan dunia hanyalah sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nah, untuk itu diperlukan zuhud dalam mengarungi kehidupan ini. Karena hidup hanyalah mampir ngombe.
Bagaimana konsep zuhud yang lurus?
Zuhud adalah tidak merasa berbangga diri atas karunia duniawi. Dan tidak galau berkepanjangan ketika kehilangan duniawi.
Karakter zuhud (zahid) merupakan pribadi yang hatinya tidak terikat nikmat duniawi, dan tidak menjadikannya lupa dengan Tuhannya, maupun dengan sesamanya.
Zuhud akan membentuk karakter muslim yang dermawan dan membentuk pribadi yang istiqomah memegang kebenaran.
Pribadi zuhud ada pada Nabi, para sahabatnya, dan para pewaris Nabi yang sholeh.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meski menjadi nabi bagi umat manusia, pemimpin banyak bangsa, dan kekasihnya Allah yang maksum; akan tetapi beliau tetap taat beribadah. Malah dalam sebuah riwayat disebutkan, kaki Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bengkak karena lamanya beliau berdiri dalam sholat malam. Dan tidak hentinya beliau istiqhfar tidak kurang dari seratus kali sehari. Rasulullah pun bersikap lemah lembut pada umatnya. Itulah Rasulullah, posisi yang sedemikian tinggi tidak menjadikan beliau lupa diri.
Baca juga: Rahasia Terpendam Para Ahli Hakikat untuk Meraih Kasyaf dalam Berzikir
Yes, itulah sekilas pandang tentang keutamaan zuhud. Terakhir saya nasihatkan pada diri saya pribadi (penulis) dan pembaca sekalian, “Kejarlah nikmat duniawi, qana’ah dan zuhudlah dalam menikmati kehidupan ini. Karena hidup hanyalah mampir ngombe.” Wallahu a'lam.
Penulis: Thabib Wira
Kesenangan dan kebahagiaan hidup adalah impian setiap orang. Oleh sebab itu, manusia berjuang dan berlomba-lomba untuk meraih apa yang menjadi tujuan hidupnya tersebut.
Untuk meraih kesenangan dan kebahagiaan hidup, ada yang berjalan menuju apa yang diimpikan dengan jalan kembali ke fitrahnya sebagai manusia (jalan Tuhan).
Di sisi lain, ada sebagian orang yang salah jalan dalam meniti kesenangan dan kebahagiaan hidup.
Faktanya, ada sebagian orang menganut budaya instan dalam mencapai kesenangan hidupnya. Yaitu keluar dari jalan halal untuk meraih kesenangan duniawi (harta). Korupsi, menipu, hingga perbuatan terlarang lainnya adalah contoh kecil dari sebagian orang yang tidak sabar di dalam menjemput rejeki.
Baca juga: Rahasia Luar Biasa dari Sikap Saling Memaafkan, inilah Keajaiban yang Anda Dapatkan
Mereka mengira, harta yg dikumpulkan siang malam tanpa menghiraukan halal-haram, dan kekuasaan yang dipertahankan dengan berbagai cara dapat menghantarkannya ke pintu kebahagiaan.
Sungguh, dunia ini jika kita kejar tidak akan pernah habis. Dan hanya hati yang qana’ah, hati yang merasa puas dengan karunia Allah yang bisa menjembatani arti sebuah kebahagiaan.
Demi Allah, kebahagiaan sejati terletak di dalam hati. Sedangkan tidak ada yang mampu menyentuh hati kecuali Sang Pemilik Hati itu sendiri. Yaitu Allah SWT.
Lalu apakah kita tidak boleh menjadi kaya raya dan mempunyai kedudukan yang tinggi?
Ketahuilah, Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menikmati kesenangan duniawi.
Islam menempatkan kehidupan dunia sebagai wasilah bukan ghoyah(tujuan). Addunya mazroatul akhirat, dunia adalah ladang bagi kehidupn akhirat. Karena itu setiap muslim boleh kaya dan berkuasa. Dan justru sangat dianjurkan kaya, memiliki pangkat yang tinggi, atau memiliki pasangan hidup yang rupawan-jelita.
Baca juga: Satu Hal yang Harus Dimiliki Seorang Pria ketika Jatuh Cinta
Hal yang harus kita garis bawahi tentang gebyarnya dunia ini, bahwa kesenangan dunia hanyalah sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nah, untuk itu diperlukan zuhud dalam mengarungi kehidupan ini. Karena hidup hanyalah mampir ngombe.
Bagaimana konsep zuhud yang lurus?
Zuhud adalah tidak merasa berbangga diri atas karunia duniawi. Dan tidak galau berkepanjangan ketika kehilangan duniawi.
Karakter zuhud (zahid) merupakan pribadi yang hatinya tidak terikat nikmat duniawi, dan tidak menjadikannya lupa dengan Tuhannya, maupun dengan sesamanya.
Zuhud akan membentuk karakter muslim yang dermawan dan membentuk pribadi yang istiqomah memegang kebenaran.
Pribadi zuhud ada pada Nabi, para sahabatnya, dan para pewaris Nabi yang sholeh.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meski menjadi nabi bagi umat manusia, pemimpin banyak bangsa, dan kekasihnya Allah yang maksum; akan tetapi beliau tetap taat beribadah. Malah dalam sebuah riwayat disebutkan, kaki Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bengkak karena lamanya beliau berdiri dalam sholat malam. Dan tidak hentinya beliau istiqhfar tidak kurang dari seratus kali sehari. Rasulullah pun bersikap lemah lembut pada umatnya. Itulah Rasulullah, posisi yang sedemikian tinggi tidak menjadikan beliau lupa diri.
Baca juga: Rahasia Terpendam Para Ahli Hakikat untuk Meraih Kasyaf dalam Berzikir
Yes, itulah sekilas pandang tentang keutamaan zuhud. Terakhir saya nasihatkan pada diri saya pribadi (penulis) dan pembaca sekalian, “Kejarlah nikmat duniawi, qana’ah dan zuhudlah dalam menikmati kehidupan ini. Karena hidup hanyalah mampir ngombe.” Wallahu a'lam.
Penulis: Thabib Wira
Alasan Utama Anda Harus Zuhud & Ciri-ciri Pribadi Zuhud yang Benar
Reviewed by Tabib Wira
on
May 19, 2020
Rating: