Rahasia Ayam Bisa Melihat Malaikat yang Harus Anda Tahu, Inilah Penjelasan Ilmiahnya
BINAJATI - Sebelum para ilmuwan barat menemukan keajaiban ayam yang mempunyai kekuatan supra natural bisa menembus alam ghaib, Islam sudah berbicara banyak tentang keutamaan ayam bagi manusia (sejak empat belas abad yang lalu). Seperti sains dan spiritual yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Perhatikan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdoalah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” (HR. Bukhari 3303 dan Muslim 2729)
Dalam riwayat Ahmad, terdapat keterangan tambahan, ’di malam hari’,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ مِنَ اللَّيْلِ، فَإِنَّمَا رَأَتْ مَلَكًا، فَسَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ
Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya. (HR. Ahmad 8064 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Nah, untuk itu mari kita renungkan, empat belas abad yang lalu Rasulullah menyampaikan hadis tentang keutamaan ayam belum ada sains sebagai rujukan. Belum ada tehnologi canggih untuk meneliti tentang ayam. Semuanya berdasarkan wahyu.
Baca juga: Panduan Meditasi Lengkap bagi Pemula untuk Tujuan Kesehatan dan Spiritual
Para sahabat pun tidak ada yang tertarik untuk mendalami secara sains sabda Rasulullah tersebut. Para sahabat hanya mencukupkan dirinya dengan keyakinan seyakin-yakinnya akan kebenaran yang dibawa oleh Sang Baginda Nabi.
Dan ternyata, sabda Sang Baginda Nabi tentang keutamaan ayam terbukti secara ilmiah di abad modern ini. Seperti study ilmiah yang dipimpin oleh Joseph Corbodan, peneliti dari Washington University di St Louis.
Hasil penelitian biologi oleh Joseph Corbodan membuktikan kebenaran wahyu yang diterima Rasulullah tentang kemampuan supra natural dari ayam.
Lebih lanjut Joseph Corbo menjelaskan, bahwa kemampuan untuk melihat warna tersebut berasal dari sel cahaya khusus yang ditemukan di retina mata ayam. Sel-sel inilah yang menyebabkan ayam mampu mendeteksi panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Yes, fakta kemampuan ayam bisa melihat Malaikat berdasarkan sains mengindikasikan bahwa apa yang disampaikan Rasulullah adalah kebenaran mutlak yang bersumber dari Langit. Untuk itu semua ilmu pengetahuan harus dikembalikan pada Sang Maha Pemilik Ilmu, Yaitu Allah Yang Maha Tahu.
Islam dan sains tidak bisa dipisahkan. Menjadi tanggung jawab bersama bagi Umat Islam untuk memajukan sains yang bertauhid. Bahwasanya segala sumber ilmu berasal dari Allah, dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas kemanfaatan ilmu Allah tersebut.
Dan apabila akal manusia belum bisa memahami akan wahyu yang dibawa Sang Baginda Nabi, maka kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah mengimaninya.
★★★
Setelah kita memahami secara sains akan keutamaan ayam, berikut beberapa fakta tentang ayam menurut al-Hadis yang perlu Umat Islam ketahui:
Kanjeng Nabi shallallahu 'alihi wa sallam jauh-jauh hari sudah memberi peringatan kepada umatnya untuk mencela dan melaknat ayam.
Jadi, jika mencela dan melaknat saja dilarang, apalagi menjadikan ayam sebagai obyek perjudian. Misal perjudian sabung ayam. Termasuk pula menggunakannya sebagai istilah yang buruk dan berkonotasi negatif. Misal sebutan ayam kampus yang disematkan pada mahasiswi nakal. Selengkapnya perhatikan nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإنَّهُ يُوِقِظُ لِلصَّلاَةِ
“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Sesungguhnya dia membangunkan untuk shalat.” (HR Abu Dawud dengan sanad shahih)
Dalam riwayat yang lain,
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما: أن ديكاً صرخ قريباً من رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقال رجل: اللهم العنه. فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : مه! كلا، إنَّه يدعوا إلى الصلاة”.اخرجه البزار في مسنده وصححه الألباني وغيره صحيح الترغيب والترهيب 2799
“Dari Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: “Sesungguhnya Ada Ayam Jantan berkokok di dekat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu ada seorang sahabat yang berucap: “Semoga Allah melaknat Ayam Jantan ini !!”,
Maka Rasulullah menegurnya seraya bersabda: “Mah !!, sekali-kali jangan, sesungguhnya ayam jantan membangunkan seseorang untuk mengerjakan shalat.” (Shahih, HR Al-Bazzar dalam Musnadnya, Shahih Targhib Wat-Targhib (2799)).
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Al-Hulaimi,
قال الحليمي يؤخذ منه أن كل من استفيد منه الخير لا ينبغي أن يسب ولا أن يستهان به بل يكرم ويحسن إليه قال وليس معنى قوله فإنه يدعو إلى الصلاة أن يقول بصوته حقيقة صلوا أو حانت الصلاة بل معناه أن العادة جرت بأنه يصرخ عند طلوع الفجر وعند الزوال فطرة فطره الله عليها
Disimpulkan dari hadis ini bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, dia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘shalat..shalat..’ atau ‘waktunya shalat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan kepadanya. (Fathul Bari, 6/353)
Agar bisa terjaga di waktu qiyamul lail, Said bin Al Kufi memelihara seekor ayam jantan untuk membantunya bangun melaksanakan shalat malam. Dan pada suatu malam, ayam jantan kesayangannya tersebut tidak berkokok . Akibatnya Said bin Al Kufi tertidur tidak bisa melaksanakan qiyamul lail. Dengan kemarahan yang menusuk rasa, Said bin Al Kufi melaknat ayam jagonya tersebut. Ayam jago Said bin Al Kufi tersebut mati seketika.
Baca juga:
• 2 Hal Ghaib yang Harus Anda Tahu Tentang Alam Mimpi
• Rahasia Terpendam Kekuatan Mata yang Harus Anda Waspadai
Setelah kejadian tersebut, Said bin Al Kufi menyesal karena telah mendoakan keburukan bagi ayam jagonya yang telah berjasa selama ini untuk membantunya melaksanakan shalat malam. Dengan penyesalan yang sangat mendalam (taubat nasuha), Said bin Al Kufi berjanji tidak akan berdoa keburukan pada siapapun.
Dampak terbesar setelah kematian ayam jagonya, Said bin Al Kufi sangat sulit memejamkan mata di malam hari (imsonia lover). Dan hingga suatu saat anak perempuannya bertanya pada Said bin Al Kufi, “Mengapa tiap malam ayah tidak tidur.” Said bin Al Kufi pun menjawab, “Sesungguhnya jahanam tidak membiarkanku tidur, duhai anakku.”
Demikianlah kisah Sufi Said bin Al Kufi yang terangkum dalam al Kawakib Ad Duriyyah, 1/302. 303. Dan di akhir hayatnya, Said bin Al Kufi wafat dengan dipenggal kepalanya oleh Al Hajaj. Meski kepala telah terpisah dari badannya, ulama besar ini (Said bin Al Kufi) masih mampu menyeru kalimat tauhid.
Salah satu contoh waktu yang mustajab untuk berdo'a adalah ketika mendengar ayam berkokok. Karena di waktu itulah ayam melihat Malaikat. Maka dari itu, Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk memperbanyak do'a, "Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya."
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Iyadh,
قال عياض كان السبب فيه رجاء تأمين الملائكة على دعائه واستغفارهم له وشهادتهم له بالإخلاص
Iyadh mengatakan, alasan kita dianjurkan berdoa ketika ayam berkokok adalah mengharapkan ucapan amin dari Malaikat untuk doa kita dan permohonan ampun mereka kepada kita, serta persaksian mereka akan keikhlasan kita. (Fathul Bari, 6/353)
Di sisi lain, ayam jantan juga memiliki perilaku baik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan dari ad-Dawudi,
قال الداودي يتعلم من الديك خمس خصال حسن الصوت والقيام في السحر والغيرة والسخاء وكثرة الجماع
Ad-Dawudi mengatakan, kita bisa belajar dari ayam jantan 5 hal: suaranya yang bagus, bangun di waktu sahur, sifat cemburu, dermawan (suka berbagi), dan sering jimak. (Fathul Bari, 6/353)
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
وللديك خصيصة ليست لغيره من معرفة الوقت الليلي فإنه يقسط أصواته فيها تقسيطا لا يكاد يتفاوت ويوالي صياحه قبل الفجر وبعده لا يكاد يخطئ سواء أطال الليل أم قصر ومن ثم أفتى بعض الشافعية باعتماد الديك المجرب في الوقت
Ayam jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian syafiiyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353)
Allahu a'lam.
Yogyakarta, 19 Juni 2019
Penulis: Thabib Wira
Baca juga: Rahasia Tulang Ekor Sulbi Manusia yang Menginspirasi Anda
Dan ternyata, sabda Sang Baginda Nabi tentang keutamaan ayam terbukti secara ilmiah di abad modern ini. Seperti study ilmiah yang dipimpin oleh Joseph Corbodan, peneliti dari Washington University di St Louis.
Hasil penelitian biologi oleh Joseph Corbodan membuktikan kebenaran wahyu yang diterima Rasulullah tentang kemampuan supra natural dari ayam.
Hasil penelitiannya Joseph Corbo dipublikasikan secara ilmiah di Jurnal Public Library of Science ONE pada tahun 2010. Dan sempat membuat heboh dunia akan kebenaran Islam yang bisa dibuktikan secara ilmiah.Dari hasil penelitiannya, Joseph Corbo menjelaskan bahwa ayam memiliki kerucut retina tambahan yang berbeda dengan retina mata yang dimiliki manusia. Hal tersebut yang menjadikan ayam bisa membedakan warna tambahan dan bisa melihat fenomena yang tak kasat mata.
Lebih lanjut Joseph Corbo menjelaskan, bahwa kemampuan untuk melihat warna tersebut berasal dari sel cahaya khusus yang ditemukan di retina mata ayam. Sel-sel inilah yang menyebabkan ayam mampu mendeteksi panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Yes, fakta kemampuan ayam bisa melihat Malaikat berdasarkan sains mengindikasikan bahwa apa yang disampaikan Rasulullah adalah kebenaran mutlak yang bersumber dari Langit. Untuk itu semua ilmu pengetahuan harus dikembalikan pada Sang Maha Pemilik Ilmu, Yaitu Allah Yang Maha Tahu.
Islam dan sains tidak bisa dipisahkan. Menjadi tanggung jawab bersama bagi Umat Islam untuk memajukan sains yang bertauhid. Bahwasanya segala sumber ilmu berasal dari Allah, dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas kemanfaatan ilmu Allah tersebut.
Dan apabila akal manusia belum bisa memahami akan wahyu yang dibawa Sang Baginda Nabi, maka kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah mengimaninya.
★★★
Setelah kita memahami secara sains akan keutamaan ayam, berikut beberapa fakta tentang ayam menurut al-Hadis yang perlu Umat Islam ketahui:
Alasan Nabi Melarang Mencela dan Melaknat Ayam yang Utama
Kanjeng Nabi shallallahu 'alihi wa sallam jauh-jauh hari sudah memberi peringatan kepada umatnya untuk mencela dan melaknat ayam.
Jadi, jika mencela dan melaknat saja dilarang, apalagi menjadikan ayam sebagai obyek perjudian. Misal perjudian sabung ayam. Termasuk pula menggunakannya sebagai istilah yang buruk dan berkonotasi negatif. Misal sebutan ayam kampus yang disematkan pada mahasiswi nakal. Selengkapnya perhatikan nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإنَّهُ يُوِقِظُ لِلصَّلاَةِ
“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Sesungguhnya dia membangunkan untuk shalat.” (HR Abu Dawud dengan sanad shahih)
Dalam riwayat yang lain,
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما: أن ديكاً صرخ قريباً من رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقال رجل: اللهم العنه. فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : مه! كلا، إنَّه يدعوا إلى الصلاة”.اخرجه البزار في مسنده وصححه الألباني وغيره صحيح الترغيب والترهيب 2799
“Dari Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: “Sesungguhnya Ada Ayam Jantan berkokok di dekat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu ada seorang sahabat yang berucap: “Semoga Allah melaknat Ayam Jantan ini !!”,
Maka Rasulullah menegurnya seraya bersabda: “Mah !!, sekali-kali jangan, sesungguhnya ayam jantan membangunkan seseorang untuk mengerjakan shalat.” (Shahih, HR Al-Bazzar dalam Musnadnya, Shahih Targhib Wat-Targhib (2799)).
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Al-Hulaimi,
قال الحليمي يؤخذ منه أن كل من استفيد منه الخير لا ينبغي أن يسب ولا أن يستهان به بل يكرم ويحسن إليه قال وليس معنى قوله فإنه يدعو إلى الصلاة أن يقول بصوته حقيقة صلوا أو حانت الصلاة بل معناه أن العادة جرت بأنه يصرخ عند طلوع الفجر وعند الزوال فطرة فطره الله عليها
Disimpulkan dari hadis ini bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, dia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘shalat..shalat..’ atau ‘waktunya shalat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan kepadanya. (Fathul Bari, 6/353)
Rahasia di Balik Taubatnya Ulama Sufi setelah Melaknat Ayam
Al kisah, Said bin Al Kufi adalah seorang sufi yang faqih dengan do’a dan tangisannya dalam keistiqamahannya qiyamul lail. Dalam meniti jalan taqwa, Said bin Al Kufi selalu berusaha mendawamkan dirinya untuk berdzikir setelah shalat subuh hingga matahari terbit. Agar bisa terjaga di waktu qiyamul lail, Said bin Al Kufi memelihara seekor ayam jantan untuk membantunya bangun melaksanakan shalat malam. Dan pada suatu malam, ayam jantan kesayangannya tersebut tidak berkokok . Akibatnya Said bin Al Kufi tertidur tidak bisa melaksanakan qiyamul lail. Dengan kemarahan yang menusuk rasa, Said bin Al Kufi melaknat ayam jagonya tersebut. Ayam jago Said bin Al Kufi tersebut mati seketika.
Baca juga:
• 2 Hal Ghaib yang Harus Anda Tahu Tentang Alam Mimpi
• Rahasia Terpendam Kekuatan Mata yang Harus Anda Waspadai
Setelah kejadian tersebut, Said bin Al Kufi menyesal karena telah mendoakan keburukan bagi ayam jagonya yang telah berjasa selama ini untuk membantunya melaksanakan shalat malam. Dengan penyesalan yang sangat mendalam (taubat nasuha), Said bin Al Kufi berjanji tidak akan berdoa keburukan pada siapapun.
Dampak terbesar setelah kematian ayam jagonya, Said bin Al Kufi sangat sulit memejamkan mata di malam hari (imsonia lover). Dan hingga suatu saat anak perempuannya bertanya pada Said bin Al Kufi, “Mengapa tiap malam ayah tidak tidur.” Said bin Al Kufi pun menjawab, “Sesungguhnya jahanam tidak membiarkanku tidur, duhai anakku.”
Demikianlah kisah Sufi Said bin Al Kufi yang terangkum dalam al Kawakib Ad Duriyyah, 1/302. 303. Dan di akhir hayatnya, Said bin Al Kufi wafat dengan dipenggal kepalanya oleh Al Hajaj. Meski kepala telah terpisah dari badannya, ulama besar ini (Said bin Al Kufi) masih mampu menyeru kalimat tauhid.
Rahasia Terkabulnya Doa ketika Ayam Berkokok
Salah satu contoh waktu yang mustajab untuk berdo'a adalah ketika mendengar ayam berkokok. Karena di waktu itulah ayam melihat Malaikat. Maka dari itu, Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk memperbanyak do'a, "Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya."
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Iyadh,
قال عياض كان السبب فيه رجاء تأمين الملائكة على دعائه واستغفارهم له وشهادتهم له بالإخلاص
Iyadh mengatakan, alasan kita dianjurkan berdoa ketika ayam berkokok adalah mengharapkan ucapan amin dari Malaikat untuk doa kita dan permohonan ampun mereka kepada kita, serta persaksian mereka akan keikhlasan kita. (Fathul Bari, 6/353)
Di sisi lain, ayam jantan juga memiliki perilaku baik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan dari ad-Dawudi,
قال الداودي يتعلم من الديك خمس خصال حسن الصوت والقيام في السحر والغيرة والسخاء وكثرة الجماع
Ad-Dawudi mengatakan, kita bisa belajar dari ayam jantan 5 hal: suaranya yang bagus, bangun di waktu sahur, sifat cemburu, dermawan (suka berbagi), dan sering jimak. (Fathul Bari, 6/353)
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
وللديك خصيصة ليست لغيره من معرفة الوقت الليلي فإنه يقسط أصواته فيها تقسيطا لا يكاد يتفاوت ويوالي صياحه قبل الفجر وبعده لا يكاد يخطئ سواء أطال الليل أم قصر ومن ثم أفتى بعض الشافعية باعتماد الديك المجرب في الوقت
Ayam jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian syafiiyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353)
Allahu a'lam.
Yogyakarta, 19 Juni 2019
Penulis: Thabib Wira
Baca juga: Rahasia Tulang Ekor Sulbi Manusia yang Menginspirasi Anda
Rahasia Ayam Bisa Melihat Malaikat yang Harus Anda Tahu, Inilah Penjelasan Ilmiahnya
Reviewed by Tabib Wira
on
June 19, 2019
Rating: