Ads Top

Aturan Utama Menukar Uang saat Lebaran, Ini Hukumnya Menurut Fiqih NU

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com


BINAJATI - Penyedia jasa penukaran uang di tepi jalan kerap kali muncul di akhir Ramadhan. Keberadaan mereka cukup membantu masyarakat yang membutuhkan jasa penukaran uang.


Faktanya, praktik jasa penukaran uang ini menimbulkan polemik di masyarakat. Bahkan, sekelompok orang mengampanyekan bahwa praktik ini merupakan praktik riba yang dinilai lebih berat dosanya daripada zina.


Masalah praktik penukaran uang ini cukup pelik. Praktik ini dapat dilihat dari dua sudut. 


Kalau yang dilihat dari praktik penukaran uang itu (ma'qud 'alaih) adalah uangnya, maka penukaran uang dengan kelebihan jumlah tertentu jelas haram karena praktik ini terbilang kategori riba. Tetapi kalau yang dilihat dari praktik penukaran uang ini (ma'qud 'alaih) adalah jasa orang yang menyediakan jasa, maka praktik penukaran uang dengan kelebihan tertentu mubah menurut syariat. Karena praktik ini terbilang kategori ijarah.


Ijarah sebenarnya adalah sejenis jual-beli juga, hanya saja produknya adalah berupa jasa, bukan barang.


Baca juga: Panduan Lengkap Zakat Maal (Penghasilan, Profesi, Perdagangan, Saham) dengan Kalkulator Online


Karena ijarah adalah sejenis jual beli, maka ia bukan termasuk kategori riba sebagaimana keterangan Kitab Fathul Mujibil Qarib berikut ini:


والإجارة في الحقيقة بيع إلا أنها قابلة للتأقيت وأن المبيع فيها ليست عينا من الأعيان بل منفعة من المنافع إما منفعة عين وإما منفعة عمل


Artinya, “Ijarah (sewa) sebenarnya adalah jual-beli, hanya bedanya ijarah menerima pembatasan tempo. Produk pada ijarah bukan pada barang, tetapi manfaat (jasa) dari sebuah barang atau jasa dari sebuah tenaga (aktivitas),” (Lihat KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Maktabatul As‘adiyyah: 2014 M/1434 H], cetakan pertama, halaman 123).


Baca juga: 5 Cara Dapat Uang Miliaran Rupiah dengan Cepat, Amalkan Laku Ini dengan Segera!


Perbedaan orang dalam memandang masalah ini muncul karena perbedaan mereka dalam memandang titik akad penukaran uang itu sendiri (ma'qud 'alaih). 


Sebagian orang memandang uang sebagai barang yang dipertukarkan. Sementara sebagian orang memandang jasa orang yang menyediakan jasa penukaran. Tetapi terkadang barang itu sendiri mengikut sebagai konsekuensi atas akad jasa tersebut.


Baca juga: Panduan Lengkap Bayar Zakat Fitrah: Niat, Doa, Adab, Aturan & Petunjuk Dalilnya


Sebagai keterangan, simak Nihayatuz Zein di bawah ini!


وقد تقع العين تبعا كما إذا استأجر امرأة للإرضاع فإنه جائز لورود النص والأصح أن المعقود عليه القيام بأمر الصبي من وضعه في حجر الرضيع وتلقيمه الثدي وعصره بقدر الحاجة وذلك هو الفعل واللبن يستحق تبعا


Artinya, “Barang terkadang mengikut sebagaimana bila seseorang menyewa seorang perempuan untuk menyusui anaknya, maka itu boleh berdasarkan nash Al-Quran. Yang paling shahih, titik akadnya terletak pada aktivitas mengasuh balita tersebut oleh seorang perempuan yang meletakannya di pangkuannya, menyuapinya dengan susu, dan memerahnya sesuai kebutuhan. Titik akadnya (ma'qud 'alaih) terletak pada aktivitas si perempuan. Sementara asi menjadi hak balita sebagai konsekuensi dari aktivitas pengasuhan,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, [Bandung, PT Al-Maarif: tanpa catatan tahun], halaman 259).


Tarif yang harus dibayarkan pada penukaran uang di pinggir jalan adalah jasanya, bukan pada barangnya. Yaitu uang.


Pembayaran tarif pada jasa itu sendiri disebutkan dalam Al-Quran seperti halnya perempuan sebagai penyedia jasa asi, dan bukanlah jual-beli asi. Lihat keterangan berikut ini!


قال الله تعالى: فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ علق الأجرة بفعل الإرضاع لا باللبن


Artinya, “Allah berfirman, ‘Bila mereka telah menyusui anakmu, maka berikan upah kepada mereka,’ (Surat At-Thalaq ayat 6). Allah mengaitkan upah di situ dengan aktivitas menyusui, bukan pada asinya,” (Lihat Abu Bakar Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 249).


Baca juga: Panduan Lengkap Fidyah: Pengertian, Syarat, Niat & Cara Bayar


Kesimpulan, tarif jasa penukaran uang ini memang tidak diatur di dalam fiqih. Tarif jasa disesuaikan dengan kesepakatan atau keridhaan antara kedua belah pihak.


Sumber:

Islam.NU.Or.ID

Aturan Utama Menukar Uang saat Lebaran, Ini Hukumnya Menurut Fiqih NU Aturan Utama Menukar Uang saat Lebaran, Ini Hukumnya Menurut Fiqih NU Reviewed by Tabib Wira on April 23, 2022 Rating: 5