Ads Top

Begini Lho Cara Rasulullah Minum Susu, Disunnahkan Minum Susu Kambing

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com


BINARASA - Susu adalah karunia dari Allah SWT bagi penduduk bumi dan penghuni surga kelak. Ketika peristiwa Isra’ Mi’raj malaikat Jibril memberi dua wadah kepada Rasulullah Muhammad ﷺ yang berisi khamr dan susu. Rasulullah ﷺ pun memilih meminum susu. Malaikat Jibril lalu mengatakan seandainya dipilih khamr, maka umat Rasulullah ﷺ akan tersesat.

Rasulullah ﷺ termasuk orang yang gemar meminum susu. Beliau juga menganjurkan para sahabat minum susu dari binatang ternak, seperti kambing, unta, dan sapi.

Justru salah besar jika ada yang mengatakan secara mutlak susu berbahaya bagi semua manusia dewasa! Susu adalah minuman, makanan, dan juga obat.

Ilmuwan Muslim masa silam menganggapnya sebagai gidza ul dawa’ (nutrisi yang juga obat). Secara alami struktur susu sudah kompleks menjadikannya sebagai contoh obat alam yang kompleks (murakkab), sehingga dapat diurai menjadi tiga produk turunan, keju (jubniyyah), air (ma’iyyah), dan lemaknya yang disebut mentega (zubdiyyah).

Di artikel yang lalu sudah diuraikan mengenai cara mengambil unsur air dari susu untuk dibuat air dadih (ma’ul jubn) sebagai nutrisi bagi penderita kaheksia. Air dadih tersebut mengandung whey protein yang dapat meningkatkan massa otot.

Keju, dibuat dengan mengambil dadih dari yogurt atau memecah susu menggunakan enzim papaya, dibuat menjadi keju segar atau diawetkan menjadi keju tua. Rasulullah ﷺ mengonsumsi keju segar, juga keju tua seperti ketika perang tabuk.

Produk mentega (butter) yang diperoleh dari unsur zubdiyyah atau kepala susu, bahan baku clarified butter yaitu minyak samin (samn). Namun saat ini minyak samin di pasaran berasal dari minyak nabati.

Rasulullah ﷺ diketahui juga mengonsumsi mentega (butter) bersama dengan kurma. Susu yang terbaik menurut para ahli, seperti yang diuraikan dalam al-Adab Asy-Syar’iyyah (III/208) berasal dari wanita yang sehat dan bertubuh ideal.

Susunya berasa tawar agak manis, tidak terdapat rasa lain, seperti asam, pahit atau tajam (pedas) dan warnanya putih bersih. Setelah ASI, yang terbaik adalah susu hewan ternak yang masa kehamilannya tidak lebih lama dari waktu hamil manusia.

Tabiat hewannya juga mendekati tabiat manusia seperti sapi, kambing, domba, unta, dan kuda. Susu hewan terbaik berasal dari hewan yang digembalakan, memakan berbagai rumput yang tumbuh di alam.

Mengenai hal ini Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla ketika menurunkan penyakit pasti juga menurunkan obatnya, kecuali penyakit tua. Lalu hendaklah kalian meminum susu sapi, karena ia terkumpul dari berbagai macam tumbuhan.” (Riwayat Abu Dawud).

Al-Quran secara khusus telah menjelaskan manfaat susu dari hewan ternak.

وَاِنَّ لَـكُمۡ فِىۡ الۡاَنۡعَامِ لَعِبۡرَةً‌  ؕ نُّسۡقِيۡكُمۡ مِّمَّا فِىۡ بُطُوۡنِهٖ مِنۡۢ بَيۡنِ فَرۡثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآٮِٕغًا لِّلشّٰرِبِيۡنَ‏

“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS: an-Nahl [16]: 66).

Saat ini untuk menentukan kualitas susu layak minum dapat menggunakan metode Somatic Cell Count yang populer di seluruh dunia, karena dapat menandakan hewan penghasil susu tersebut sehat atau sakit.

Begini Rasulullah ﷺ Meminum Susu

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

1. Minum susu segar

Susu terbaik adalah yang diminum segar setelah diperah langsung dari hewan. Sebagaimana diketahui, Rasulullah ﷺ biasa meminum susu dari hasil perahan langsung hewan yang digembalakan, salah satunya terdokumentasi dalam hadits mengenai hijrah dan pertemuan Rasulullah ﷺ dengan Ummu Ma’bad RA.

2. Berdoa sebelum meminum susu

Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah ﷺ bersabda;

مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ طَعَامًا فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ , وَارْزُقْنَا خَيْرًا مِنْهُ , وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا , فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ , وَزِدْنَا مِنْهُ , فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ مَا يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ

“Barangsiapa yang memakan suatu makanan yang dikarunikan oleh Allah, hendaknya ia berdoa: ‘Allahumma baarik lana fiihi (ya Allah, limpahkan keberkahan pada kami dalam makanan ini). Dan barangsiapa yang minum susu yang dikaruniai oleh Allah, hendaknya ia berdoa: Allahumma baarik lana fiihi, wa zidna minhu (ya Allah berilah keberkahan kepada kami dalam susu ini dan karunikan kami lebih banyak dari susu ini) karena aku tidak tahu satupun yang bisa menggantikan makanan dan minuman melebihi susu” (HR. Abu Daud 3245, Ibnu Majah 3321).

3. Mengencerkan susu dengan air

Terkadang susu saat diperah mengandung lebih banyak lemak, bisa pengaruh dari jenis hewannya atau musim ketika diperah. Maka dengan demikian susu dapat diencerkan dengan air.

“Dari Anas bin Malik RA bahwa kepada Rasulullah ﷺ disiapkan susu hasil perahan kambing peliharaan yang ada di rumah Anas bin Malik dan susu tersebut dicampur dengan air sumur yang ada di rumah Anas, lalu disuguhkan kepada Rasulullah ﷺ segelas minuman tersebut, lalu Rasulullah ﷺ meminumnya…” (Riwayat al-Bukhari no 2181).

4. Memasak susu dengan kerikil dan meminumnya malam hari

Jauh sebelum pasteurisasi dipopulerkan, bangsa Arab telah mengenal metode pemasakan susu. Selain itu, mereka terkadang memasak susu lalu mencemplungkan kerikil atau besi panas ke dalamnya, yang disebut dengan laban marduf.

Dalam Al-Mu’tamad (hal 322) dinyatakan dapat mencegah buang air besar (beser), menghilangkan buihnya dan menstabilkan temperamen susu yang dingin.

Ibnu Sayyar menyatakan metode ini berguna untuk mencegah bahaya susu bagi orang yang bertemperamen plegmatis (dingin-lembab). Juga berguna bagi penyakit batuk, TBC, luka usus, ginjal, dan kantung kemih.

وَيَرْعَى عَلَيْهِمَا عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ مِنْحَةً مِنْ غَنَمٍ فَيُرِيحُهَا عَلَيْهِمَا حِينَ تَذْهَبُ سَاعَةٌ مِنْ الْعِشَاءِ فَيَبِيتَانِ فِي رِسْلٍ وَهُوَ لَبَنُ مِنْحَتِهِمَا وَرَضِيفِهِمَا حَتَّى يَنْعِقَ بِهَا عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ بِغَلَسٍ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ تِلْكَ اللَّيَالِي الثَّلَاثِ

” Dan ‘Amir bin Fuhairah, budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar menggembalakan kambing untuk diperah susunya dan diberikan kepada keduanya. Lalu memulangkan kambing-kambing tersebut ke kandangnya sesaat setelah berlalu waktu ‘Isya’. Lalu keduanya bermalam dengan mengonsumsi susu segar, yaitu susu hasil perahan kambing dan yang sudah dipanaskan (dengan dicelupi batu yang panas karena terik matahari), hingga Amir bin Fuhairah menggiring kambing-kambing tersebut untuk digembalakan kembali saat menjelang pagi. Dia melakukan ini pada setiap malam selama tiga malam persembunyian itu.”(HR. Al-Bukhari).

5.
 Berkumur setelah meminum susu

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ لَبَنًا فَمَضْمَضَ وَقَالَ:

إِنَّ لَهُ دَسَمًا

“Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah ﷺ setelah minum susu berkumur-kumur. Beliau lantas bersabda, “Sesungguhnya susu itu mengandung lemak.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Demikian cara Rasulullah ﷺ meminum susu. Susu perah bermanfaat untuk orang koleris (panas-kering) dan kurang baik bagi lansia, tapi bisa disiasati dengan mencampurkan gula atau madu ke dalamnya, sama seperti menyiasati orang plegmatis dengan metode laban marduf.

Ini hanya sedikit dari penjabaran metode pengobatan ala Nabi ﷺ dengan menggunakan susu. Semoga di kesempatan lain bahasan dapat dilanjutkan lebih mendalam.

Minum Susu Kambing, Sunnah Nabi yang Mulai Dilupakan

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

Susu kambing adalah minuman yang tidak kalah bergizinya dibandingkan dengan susu sapi. Bahkan keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat minum susu sapi tidak pernah ditemui beritanya pada orang-orang yang mengkonsumsi susu kambing.

Susu kambing dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Boleh jadi itulah hikmahnya mengapa dalam riwayat-riwayat shahih tentang kehidupan Nabi Muhammad ﷺ dan sahabat-sahabatnya kita temui kisah mereka minum susu kambing, dan bukan susu sapi!

Namun, manfaat susu kambing sayangnya masih belum disadari oleh kebanyakan kaum muslimin termasuk bangsa Indonesia yang merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sebagaimana di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, di Indonesia susu sapi dan berbagai produk olahannya lebih memasyarakat dan lebih mudah dijumpai di pasaran dibandingkan dengan susu kambing.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dalam HR. Muslim bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan pada akhirnya akan datang suatu masa di mana Islam akan menjadi asing kembali. Karena dalam memahami dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam seorang muslim diperintahkan Allah SWT. untuk meneladani Rasulullah ﷺ (QS. 33: 21)[1], maka dalam sejarahnya terdapat pula masa di mana praktek meneladani semaksimal mungkin seluruh sikap dan perilaku sehari-hari Rasulullah – termasuk kebiasaan makan dan minumnya – mengalami masa awal yang asing dan masa kemudian yang asing pula.

Di antara jenis minuman yang biasa diminum oleh Rasulullah ﷺ adalah susu kambing segar, yakni langsung diminum sesudah diperah dari ambing kambing (kisah Abdullah bin Mas’ud pada masa remaja saat dia menggembalakan kambing milik Uqbah bin Mu’aith).

Namun, berapa persen dari penduduk muslim di seluruh dunia ini – terlepas dari kemampuan ekonominya – yang punya kebiasaan minum susu kambing? Atau lebih spesifisik lagi: berapa persen dari seluruh kaum muslimin di dunia ini yang tahu akan manfaat susu kambing?

Sulit untuk menemukan adanya data statistik aktual tentang jumlah konsumsi susu kambing di seluruh dunia, apalagi di negara-negara yang penduduknya sebagian besar muslim karena pada umumnya data internasional tentang produksi, konsumsi dan kebutuhan susu ternak yang didokumentasikan dengan baik adalah untuk susu sapi. Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam Al Qur’anul Karim:

فَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَٱشْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Maka makanlah yang halal lagi baik (thoyyib) dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.“ (QS: An-Nahl {16} :114).

Kebanyakan kaum muslimin baru tiba pada tahap halal, belum sampai tahapan thoyyib. Padahal kalau kita menganalogikan dengan kedudukan sholat wajib dan membayar zakat yang selalu diperintahkan Allah secara bersama-sama dalam sebuah ayat (contohnya di dalam QS. 2: 83, 5: 12, 19: 55 dan 21: 73).

Untuk menunjukkan pentingnya hal yang kedua yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari hal yang pertama (riwayat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. memerangi kaum muslimin yang enggan membayar zakat meskipun mereka tidak meninggalkan sholat), maka semestinya pengetahuan mengkonsumsi makanan dan minuman yang thoyyib pun tidak boleh dipisahkan dari yang halal.

Maka hendaknya kita tidak berpuas diri dengan mengetahui makanan dan minuman yang halal saja, melainkan hendaknya kita juga menambah pengetahuan kita akan ke-thoyyib-an makanan dan minuman halal, termasuk susu.

Rasulullah dan Susu Kambing

Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan obatnya pula, mengisyaratkan susu sapi mengandung manfaat untuk kesehatan dan pencegahan/penyembuhan penyakit. Dalam prakteknya, Rasulullah ﷺ pernah minum susu onta, kambing dan juga sapi. Bahkan secara khusus, beliau menganjurkan umatnya untuk minum susu sapi.

فَعَلَيْكُمْ بِأَلْبَانِ الْبَقَرِ فَإِنَّهَا تَرُمُّ مِنْ كُلِّ الشَّجَرِ

“Hendaklah kalian minum susu sapi karena ia makan dari setiap pohon.” (HR: Ahmad, Hakim dan Ibnu Hibban)

عن عائشة -رضي الله عنها-، أنها سُئلتْ ما كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يَعْمل في بيته؟ قالت: «كان بشرًا مِن البشر يَفْلي ثوبَه، ويَحْلِب شاتَه، ويَخْدِم نفْسَه».

[صحيح.] – [رواه أحمد.]

Aisyah -raḍiyallāhu ‘anhā- pernah ditanya, “Aktivitas apakah yang biasa dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ di rumahnya?” Ia menjawab, “Beliau sama dengan manusia lainnya; membersihkan pakaiannya, memerah susu kambingnya, dan mengurusi dirinya sendiri.” (HR: Ahmad]

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ الْمَرْوَزِيُّ أَخْبَرَنَا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ قَالَ وَكَانَ ثِقَةً قَالَ وَكَانَ الْحَكَمُ يَأْخُذُ عَنْهُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ أَلْبَانِ الْإِبِلِ قَالَ تَوَضَّئُوا مِنْ أَلْبَانِهَا وَسُئِلَ عَنْ أَلْبَانِ الْغَنَمِ فَقَالَ لَا تَوَضَّئُوا مِنْ أَلْبَانِهَا

“Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Al Marwazi] Telah mengabarkan kepada kami [Abbad bin Awwam] Telah menceritakan kepada kami [Al Hajjaj] dari [Abdullah bin Abdullah] bekas budak Bani Hasyim, ia berkata -dan ia adalah seorang yang Tsiqqah dan Al Hakam juga mengambil hadis darinya-, dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Usaid bin Hudlair] dari Nabi ﷺ, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang susu Unta. Maka beliau bersabda: “Berwudlulah kalian setelah meminum susunya.” Kemudian beliau ditanya tentang susu kambing, maka beliau menjawab: “Janganlah kalian berwudlu lagi setelah meminumnya.” (HR: Ahmad)

Kontroversi Susu Kambing dan Susu Sapi

Pada umumnya konsumsi susu ternak dianjurkan karena potensinya sebagai sumber protein dan kalsium yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Bahkan sebagai sumber kalsium – dengan pola makan masyarakat yang umumnya sangat kurang konsumsi sayur segarnya – nyaris susu tak bisa digantikan dengan bahan makanan lainnya. Oleh karena itu, pada umumnya ahli pangan dan gizi sangat menganjurkan untuk minum susu setiap hari.

Namun, seorang ahli pangan yang sangat memperhatikan pengaruh pola makan terhadap kesehatan dan proses timbul dan sembuhnya berbagai macam penyakit, Norman W. Walker telah membuktikan bahwa susu – kecuali susu kambing segar – adalah bahan makanan yang paling banyak menimbulkan lendir di dalam tubuh manusia [Walker, N.W.: Auch Sie können wieder juenger werden. Judul asli: Become younger. Muenchen: Wilhelm Goldmann Verlag, p. 58-64 (2002)].

Ia juga mengamati bahwa susu yang paling cocok untuk dikonsumsi manusia (selain bayi yang belum lepas dari air susu ibu) adalah susu kambing segar. Dinyatakannya pula bahwa pemanasan di atas suhu 48°C justru merusak nilai fisiologis susu kambing dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena merangsang timbulnya lendir yang berlebihan – suatu hal yang sangat kontroversial bagi ahli gizi dan teknologi pengolahan pangan pada umumnya.

Di antara gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi susu sapi adalah kegemukan, asma, infeksi paru-paru, pilek alergi (misal alergi serbuk sari) dan tuberkulosis, meskipun pada umumnya ahli gizi dan dokter berpendapat bahwa susu sapi dapat menjadi bahan makanan sumber berbagai macam antibodi untuk melawan penyakit [Carper, J.: Nahrung ist die beste Medizin. Judul asli: The Food Pharmacy. Muenchen: Econ Ullstein List Verlag, p. 179-194 (2001)].

Allah SWT. telah berfirman bahwa susu adalah minuman yang disediakan-Nya bagi manusia (QS. 16: 66, 23: 21). Allah juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah ditelan oleh manusia.

Dalam istilah ilmu gizi tentunya mudah ditelan ini maksudnya adalah mempunyai arti fisiologis yang baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan menunjukkan sumber minuman yang justru menimbulkan berbagai macam penyakit.

Maka dalam kontroversi manfaat ataukah kerugian yang akan kita rasakan sesudah mengkonsumsi susu sapi perlu dikaji secara menyeluruh, bukan hanya untuk satu jenis gangguan kesehatan semata.

Kalau dikatakan susu sapi bisa menjadi sumber antibodi untuk melawan penyakit tertentu, sedangkan di sisi lain status kesehatan orang yang bersangkutan tidak dimonitor secara menyeluruh (misal alergi tetap ada dan berat badan semakin bertambah tanpa bisa dikontrol), maka boleh jadi memang ada manfaat dari susu sapi bagi kesehatan manusia di samping banyak mudhorot yang ditimbulkannya.

Dengan demikian maka besarnya konsumsi susu sapi oleh kaum muslimin selama ini bisa jadi hanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu manusia yang keliru dalam menafsirkan ayat tentang susu dalam Al Qur’an sebagai susu ternak apa saja termasuk sapi, sedangkan seharusnya adalah susu kambing. Bukti-bukti ilmiah tentang manfaat susu kambing terhadap kesehatan sebetulnya banyak dan mudah ditemui.*

Sumber:
Hidayatullah.Com - Beginilah Cara Rasulullah Muhammad Meminum Susu
Begini Lho Cara Rasulullah Minum Susu, Disunnahkan Minum Susu Kambing Begini Lho Cara Rasulullah Minum Susu, Disunnahkan Minum Susu Kambing Reviewed by Tabib Wira on September 11, 2022 Rating: 5