Ads Top

3 Ciri & Tanda-tanda Wanita Qurratul Uyun yang Layak untuk Anda Jadikan Istri

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

BINARASA – Qurratul Uyun adalah sebuah nama kitab syarah nadzom Ibnu Yamun, yang dikarang dari buah pikiran Syekh Muhammad al Tihamy bin Madany. Beliau adalah ulama besar ahli fiqih madzhab Maliki dari Faas, sebuah daerah di Negara Maroko atau Maghribi, tepatnya di daerah Tonjah.


Dalam kesehariannya, beliau dikenal sebagai seorang da’i dan berkiprah dalam berbagai kegiatan keagamaan. 


Disamping sebagai ulama daerah Tonjah, beliau juga terkenal sebagai penulis yang produktif pada masanya.


Baca juga: Ciri-ciri Lelaki yang Tidak Layak untuk Kamu Nikahi, Perhatikan 6 Hal Ini


Kitab tersebut dikenal sebagai kitab yang banyak dikaji santri salaf yang membahas persoalan-persoalan tentang relasi suami-isteri dalam pernikahan menurut Islam. Lantas, seperti apakah pemikiran Syekh Muhammad al Tihany tentang sosok perempuan?


Potret Perempuan dalam Kitab Qurratul Uyun


BINAJATI - https://binajati.blogspot.com


Membaca pikiran Syekh Muhammad al Tihany dalam Qurratul Uyun tentang sosok perempuan, yang nampak adalah perempuan ada dalam posisi kelas dua. Itu dapat dilihat ketika membaca syarah beliau. Khususnya dalam huquq az-zawjayn (hak-hak suami istri).


Laki-laki ada dalam posisi yang dominan dalam ranah domestik maupun publik dalam menentukan kebijakan. 


Hal tersebut dapat difahami karena kehidupan sosial mushonif ada dalam beberapa abad yang lampau, sebuah zaman yang tidak memihak perempuan.


Situasi perempuan yang berkutat hanya dalam lingkup domestik, sebagaimana yang tertuang dalam teks-teks tulisannya pada akhir bab. Seperti, hendaknya perempuan jangan membuka pintu bagi tamu laki-laki. Bepergian harus dengan muhrim, atau mencari jalan yang sepi, sekaligus menyamarkan diri dengan pakaian paling jelek yang dipunyainya (jika terpaksa keluar rumah).


Baca juga: Rahasia Muslimah Hebat yang Harus Anda Tahu: dari Fakta Kecantikannya hingga Cara Ia Mencintai


Pendapat tersebut di atas senada dengan apa yang diucapkan Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, “Kalaupun harus keluar dan diizinkan, hendaknya istri berpakaian lusuh, mencari lorong-lorong yang sepi, tidak melewati jalan raya atau pasar, tidak membiarkan suaranya didengar orang lain, apalagi oleh teman suaminya, demi menjaga diri dan kehormatan suaminya.”


Pendapat Imam Ghazali dan para ulama lainnya adalah hasil ijtihad pada masa itu, dan didasari dengan realitas kehidupan kala itu. 


Perempuan yang Ideal untuk Dijadikan Istri 


Qurratul Uyun memang bukan satu-satunya kitab dalam khazanah Islam yang membahas perilah relasi suami-istri dalam dunia keislaman. Namun kitab ini merupakan kitab fenomenal yang banyak dikaji dalam Pondok Pesantren dan dunia literasi Islam. Atau lebih singkatnya banyak dikenal sebagai kitab tentang 5ek5 education dalam Islam.


Salah satu pembahasan dalam kitab Qurratul Uyun yang cukup menarik adalah kriteria perempuan yang ideal untuk dijadikan istri. Setidaknya beliau mengklasifikasi dalam beberapa bagian.


Pertama, perempuan yang masih perawan. Menikahi perempuan yang perawan dapat melanggengkan pernikahan. Karena perempuan tersebut kemungkinan baru mengenal laki-laki sebagai pendamping hidupnya, sehingga kecintaannya tulus bagi suaminya, dan ia belum memiliki pembanding ketika hidup dengan laki-laki lain. 


Berbeda dengan janda yang berarti ia pernah memiliki suami sebelumnya, maka terkadang muncul sifat membanding-bandingkan suaminya yang dulu dengan sekarang. Di dalam Qurratul Uyun dituliskan:


عليكم بالأبكار فأ ن أعذب أفواها وأقبل أرحاما وأحسن أخلاقا


“Menikahlah kalian semua dengan perempuan yang masih gadis, sebab sesungguhnya perempuan yang masih gadis itu lebih sedap mulutnya dan lebih mapan rahimnya serta lebih bagus perangainya”.


Kedua, perempuan yang produktif dan tidak mandul. Seperti yang banyak diketahui, Rasulullah memang mencintai ummatnya yang memiliki banyak anak dengan maksud dan tujuan nan suci. Mungkin karena itu pula mushannif menjadikan ini sebagai salah satu kriteria perempuan yang ideal untuk dinikahi. Senada dengan sabda Nabi yang berbunyi:


تزوجواالودود الو لو د فِا ّني مكا ثربكم ا لأ مم يوم القيامه


“Menikahlah perempuan dengan perempuan yang banyak kasih sayangnya lagi banyak anak. Sebab sesungguhnya saya (kelak) akan berbangga dengan (jumlahkamu yang banyak itu) terhadap umat-umat lain di hari kiamat” (HR. Ahmad)


Ketiga, perempuan yang cantik dan sedikit marahnya. Tidak bisa dipungkiri memang mata memiliki ketajaman sendiri untuk memikat perempuan-perempuan nan sedap dipandang. Begitupun juga dengan perempuan yang tidak meminta mahar yang tinggi. Sehingga bisa memudahkan lelaki ketika menikahinya.


Baca juga: 7 Cara Simpel Agar Disayang Suami & Tidak Dipoligami


Dalam kitab Qurratul Uyun dituliskan:


خير نساء أّمتي أصبحهن وجها وأقلّهن مهرا


“Sebaik-baiknya isteri umatku adalah yang berseri wajahnya dan sedikit maharnya”


Tiga kriteria perempuan tersebut hanyalah sebatas ciri-ciri perempuan yang ideal untuk dinikahi versi Imam Muhammad al Tihamy.


Baca juga: Inspirasi Dwi Handayani, Berkarya dengan Menularkan Positive Vibes di Instagram


Ada banyak kriteria-kriteria lain versi masing-masing yang bisa melengkapi khazanah keilmuan Islam. Dan mungkin tidak sama atau relative berbeda dengan apa yang disebutkan oleh Imam Muhammad al Tihamy dalam Qurratul Uyun.


Sumber:

Bincangmuslimah.Com - Potret Perempuan dalam Kitab Qurratul Uyun |Perempuan yang Ideal untuk Dijadikan Istri versi Qurratul Uyun

3 Ciri & Tanda-tanda Wanita Qurratul Uyun yang Layak untuk Anda Jadikan Istri 3 Ciri & Tanda-tanda Wanita Qurratul Uyun yang Layak untuk Anda Jadikan Istri Reviewed by Tabib Wira on March 09, 2021 Rating: 5