3 Hal yang Harus Dimiliki Seorang Praktisi Rugyah untuk Mencapai Sukses
BINARASA - Sumber-sumber hebat yang sangat anda butuhkan untuk menjadi seorang praktisi rugyah.
Bismillah, artikel ini bisa menjadi bekal anda yang ingin menjadi seorang praktisi rugyah. Baik rugyah untuk orang lain, atau rugyah untuk diri sendiri (rugyah mandiri).
Satu hal pokok yang harus menjadi renungan anda sebelum memutuskan untuk menjadi seorang praktisi rugyah.
Anda pasti tahu, bahwa setiap orang bisa berlari, namun tak semua orang bisa menjadi seorang pelari (atlit). Seperti halnya juga tentang rugyah.
Meski setiap orang bisa merugyah, namun tak semua orang bisa menjadi praktisi rugyah. Karena rugyah dengan mengandalkan do'a memang perlu kematangan iman. Dan paham seluk beluk tentang rugyah.
Nah, hal-hal pokok apa saja yang perlu anda tahu tentang rugyah? Dan hal-hal apa saja yang harus anda miliki untuk menjadi seorang praktisi rugyah yang handal? Berikut penjelasannya.
3 Tanda Gangguan Setan
1. Kebiasaan ini jadi tanda dari gangguan Setan
Sudah menjadi sunatullah, setan mempunyai makar kepada Allah untuk menggelincirkan keimanan manusia dari Tuhannya.
Setan mempunyai beribu macam cara untuk menjerumuskan manusia pada kesesatan.
Kalau dipersempit, teror setan kepada manusia melalui tiga macam cara. Yaitu dengan mengganggu kejiwaan, akal dan raga manusia.
Gangguan setan pada kejiwaan manusia akan melahirkan tiga sifat. Yaitu sifat malas, tidak khusyuk dan rasa sombong.
Gangguan terendah dari setan untuk manusia adalah rasa malas. Malas untuk beribadah, malas bermuhasabah, malas berbuat kebaikan, malas bermuamalah dan lain sebagainya.
Ketika manusia sudah bisa terlepas dari rasa malas. Maka makar ke dua dari setan adalah dengan menumbuhkan rasa tidak khusyuk pada jiwa manusia. Shalat tidak khusyuk, bekerja tidak khusyuk (fokus), dan lain sebagainya.
Dampak ketidak khusyukan inilah yang akan menjadi pintu masuk setan untuk menggelincirkan manusia.
Urutan ketiga dari gangguan setan ke jiwa adalah dengan membuka pintu kesombongan pada manusia. Sombong dengan ibadahnya, sombong dengan kekayaannya, dan lain sebagainya.
Ketiga hal gangguan setan pada jiwa manusia mempunyai dampak yang berbeda-beda. Tergantung zat imunnya dalam menangkal gangguan setan.
2. Penyakit dari Setan
Setelah kita kaji secara mendalam; bahwasanya bakteri perusak, virus dan yang sejenisnya adalah golongannya setan.
Setan yang berbentuk virus dan yang sejenisnya bila masuk ketubuh manusia akan menjadi penyakit.
Gangguan setan yang menyerang raga manusia yang berupa sakit, santet dan yang sejenisnya karena ijin Allah. Tujuannya sebagai batu ujian keimanan, peringatan, dan hukuman bagi manusia. Baca selengkapnya di sini: Rahasia di Balik Anugerah Sakit
3. Gangguan Setan Bisa Merusak Akal Manusia
Gangguan setan yang terakhir adalah dengan menyesatkan akal manusia.
Jadi bila di akhir jaman ini segala sesuatu nampak samar (abu-abu), tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil, bisa jadi setan telah meracuni akal manusia.
Atau bila ada orang dungu yang mempermainkan ayat-ayat Allah. Memplintir firman Allah sesuai nafsu mereka. Maka bisa dipastikan akal orang tersebut sudah ditunggangi kepentingan setan.
Orang-orang seperti itu seharusnya dirugyah akalnya. Dengan begitu genderuwo (setan) di akalnya akan hilang.
Jadi, bila diri kita mengetahui ada gejala-gejala gangguan setan seperti uraian di atas, maka sebaiknya untuk segera dirughyah. Bisa dengan rughyah mandiri, atau meminta tolong pada orang yang mempunyai keahlian dalam merughyah.
Cara Merugyah dengan Benar
Setan mempunyai beribu macam cara untuk menjerumuskan manusia pada kesesatan.
Kalau dipersempit, teror setan kepada manusia melalui tiga macam cara. Yaitu dengan mengganggu kejiwaan, akal dan raga manusia.
Gangguan setan pada kejiwaan manusia akan melahirkan tiga sifat. Yaitu sifat malas, tidak khusyuk dan rasa sombong.
Gangguan terendah dari setan untuk manusia adalah rasa malas. Malas untuk beribadah, malas bermuhasabah, malas berbuat kebaikan, malas bermuamalah dan lain sebagainya.
Ketika manusia sudah bisa terlepas dari rasa malas. Maka makar ke dua dari setan adalah dengan menumbuhkan rasa tidak khusyuk pada jiwa manusia. Shalat tidak khusyuk, bekerja tidak khusyuk (fokus), dan lain sebagainya.
Dampak ketidak khusyukan inilah yang akan menjadi pintu masuk setan untuk menggelincirkan manusia.
Urutan ketiga dari gangguan setan ke jiwa adalah dengan membuka pintu kesombongan pada manusia. Sombong dengan ibadahnya, sombong dengan kekayaannya, dan lain sebagainya.
Ketiga hal gangguan setan pada jiwa manusia mempunyai dampak yang berbeda-beda. Tergantung zat imunnya dalam menangkal gangguan setan.
2. Penyakit dari Setan
Setelah kita kaji secara mendalam; bahwasanya bakteri perusak, virus dan yang sejenisnya adalah golongannya setan.
Tartib Al Madarik |
Gangguan setan yang menyerang raga manusia yang berupa sakit, santet dan yang sejenisnya karena ijin Allah. Tujuannya sebagai batu ujian keimanan, peringatan, dan hukuman bagi manusia. Baca selengkapnya di sini: Rahasia di Balik Anugerah Sakit
3. Gangguan Setan Bisa Merusak Akal Manusia
Gangguan setan yang terakhir adalah dengan menyesatkan akal manusia.
Jadi bila di akhir jaman ini segala sesuatu nampak samar (abu-abu), tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil, bisa jadi setan telah meracuni akal manusia.
Atau bila ada orang dungu yang mempermainkan ayat-ayat Allah. Memplintir firman Allah sesuai nafsu mereka. Maka bisa dipastikan akal orang tersebut sudah ditunggangi kepentingan setan.
Orang-orang seperti itu seharusnya dirugyah akalnya. Dengan begitu genderuwo (setan) di akalnya akan hilang.
Jadi, bila diri kita mengetahui ada gejala-gejala gangguan setan seperti uraian di atas, maka sebaiknya untuk segera dirughyah. Bisa dengan rughyah mandiri, atau meminta tolong pada orang yang mempunyai keahlian dalam merughyah.
Cara Merugyah dengan Benar
Di antara metode thibbun nabawi adalah dengan merugyah. Dalam penerapannya, rugyah dibagi menjadi dua metode. Yaitu merugyah dengan membacakan do'a rugyah, dan merugyah dengan perantaraan alam.
Merugyah wasilah alam bisa dengan bahan ramuan, garam, tanah, air dan lain sebagainya.
Dua metode rugyah ini bisa diterapkan semua. Yaitu dengan menggabungkan rugyah dengan bacaan do'a, dan dengan rugyah wasilah alam. Tentu saja sesuai dengan kebutuhan dalam pengobatan (rugyah).
Dan bila ingin murni rugyah dengan konsep thibbun nabawi, maka hal-hal yang berkaitan dengan rugyah kudu sesuai dengan pedoman thibbun nabawi. Meskipun penjabaran dalil dari thibbun nabawi terkadang berbeda-beda tiap praktisi.
Harus dipahami, bahwa konsep thibbun nabawi masih bersifat mentahannya. Selebihnya para ulama (ahli hikmah), dan para ahli herbal untuk bisa merumuskan thibbun nabawi agar mempunyai daya sembuh.
Salah satu contohnya adalah kurma. Sesuai dalilnya, kurma sebagai thibbun nabawi jantung bisa mempunyai daya sembuh bila yang menerapkan adalah seorang herbalis.
Lain halnya rugyah yang berupa do'a. Rugyah yang hanya mengandalkan do'a termasuk wilayah abu-abu dalam pengobatan. Keberhasilannya tergantung dari derajat keimanan si praktisi rugyah.
Jadi bukan salah wahyu-Nya bila rugyah yang dilakukan tidak mempunyai daya sembuh. Ibarat sebuah pedang, daya tebasnya tergantung dengan orang yang memegangnya.
Hukum Menerima Upah atau Menentukan Tarif dari Merugyah
Harus dipahami, bahwa konsep thibbun nabawi masih bersifat mentahannya. Selebihnya para ulama (ahli hikmah), dan para ahli herbal untuk bisa merumuskan thibbun nabawi agar mempunyai daya sembuh.
Salah satu contohnya adalah kurma. Sesuai dalilnya, kurma sebagai thibbun nabawi jantung bisa mempunyai daya sembuh bila yang menerapkan adalah seorang herbalis.
Lain halnya rugyah yang berupa do'a. Rugyah yang hanya mengandalkan do'a termasuk wilayah abu-abu dalam pengobatan. Keberhasilannya tergantung dari derajat keimanan si praktisi rugyah.
Jadi bukan salah wahyu-Nya bila rugyah yang dilakukan tidak mempunyai daya sembuh. Ibarat sebuah pedang, daya tebasnya tergantung dengan orang yang memegangnya.
Hukum Menerima Upah atau Menentukan Tarif dari Merugyah
Abu Sa'd Al Khudri dalam perjalanan bersama rombongan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sempat melakukan rugyah pada orang kafir di suatu perkampungan.
Ketika masa peperangan, dalam perjalanannya Rasulullah beserta para sahabat sempat mampir di suatu perkampungan.
Para sahabat meminta tolong pada penduduk kampung yang mereka singgahi agar memberikan makanan (jamuan). Namun penduduk kampung tersebut menolak untuk memberikan jamuan.
Beriringan penolakan warga kampung, ada salah satu warganya yang meminta tolong kepada rombongan para sahabat untuk memberikan pengobatan kepada kepala suku mereka karena tergigit kalajengking.
"Adakah di antara kalian yang bisa merugyah" pertanyaan dari salah seorang warga kampung.
Salah seorang sahabat Rasulullah menjawab, "Kami tadi meminta jamuan, namun kalian menolaknya. Demi Allah kami tidak sudi merugyah sampai kalian menetapkan upah rugyah kepada kami."
Akhirnya warga kampung tersebut menyanggupi untuk memberikan upah berupa sejumlah kambing. Sebagai bayaran untuk merugyah.
Abu Sa'id Al Khudri dari kalangan sahabat yang maju untuk memberikan rugyah kepada kepala kampung tersebut dengan membacakannya Al Fatihah.
Seketika kepala kampung yang sakit karena sengatan kala jengking sembuh total. Sehat seperti sedia kala, seakan onta yang baru terlepas dari ikatannya.
Setelah itu para sahabat mengambil upah sejumlah kambing seperti yang dijanjikan.
Dalam kejadian tersebut, Rasulullah tidak mengingkari tindakan para sahabatnya tersebut - HR. Bukhari No. 5405 dari Ibnu Abbas dan HR. Muslim No. 5865 dari Abu Sa'id Al Khudri
https://syintame.blogspot.com |
Para sahabat meminta tolong pada penduduk kampung yang mereka singgahi agar memberikan makanan (jamuan). Namun penduduk kampung tersebut menolak untuk memberikan jamuan.
Beriringan penolakan warga kampung, ada salah satu warganya yang meminta tolong kepada rombongan para sahabat untuk memberikan pengobatan kepada kepala suku mereka karena tergigit kalajengking.
"Adakah di antara kalian yang bisa merugyah" pertanyaan dari salah seorang warga kampung.
Salah seorang sahabat Rasulullah menjawab, "Kami tadi meminta jamuan, namun kalian menolaknya. Demi Allah kami tidak sudi merugyah sampai kalian menetapkan upah rugyah kepada kami."
Akhirnya warga kampung tersebut menyanggupi untuk memberikan upah berupa sejumlah kambing. Sebagai bayaran untuk merugyah.
Abu Sa'id Al Khudri dari kalangan sahabat yang maju untuk memberikan rugyah kepada kepala kampung tersebut dengan membacakannya Al Fatihah.
Seketika kepala kampung yang sakit karena sengatan kala jengking sembuh total. Sehat seperti sedia kala, seakan onta yang baru terlepas dari ikatannya.
Setelah itu para sahabat mengambil upah sejumlah kambing seperti yang dijanjikan.
Dalam kejadian tersebut, Rasulullah tidak mengingkari tindakan para sahabatnya tersebut - HR. Bukhari No. 5405 dari Ibnu Abbas dan HR. Muslim No. 5865 dari Abu Sa'id Al Khudri
3 Hal yang Harus Dimiliki Seorang Praktisi Rugyah untuk Mencapai Sukses
Reviewed by Tabib Wira
on
April 04, 2019
Rating: