Ads Top

5 Fakta Mengejutkan tentang Etnis Moro di Filipina Selatan yang Tidak Banyak Diberitakan Media

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

BINAJATI - Hal menarik tentang Filipina adalah tentang asal-usul penamaan Manila sebagai ibu kota.

Menurut catatan sejarah, sebelum bangsa Spanyol datang menjajah Filipina (tahun 1565), para sultan dari Negeri Brunei Darrusalam dan Negeri Johor sudah lebih awal memerintah di wilayah tersebut.

Jadi sangat wajar bila penamaan Kota Manila karena pengaruh peradaban Islam. Yaitu berasal dari Bahasa Arab fi amanillah yang mempunyai arti di bawah lindungan Allah.

Penamaan Manila oleh para sultan bertujuan untuk menjadikan wilayah tersebut menjadi peradaban Islam yang modern, aman dan sejahtera.

Dalam beberapa dekade cita-cita para sultan untuk menjadikan Manila sebagai peradaban Islam yang berkemajuan sempat terwujut.

Baca juga: Rahasia Terpendam dari Buya HAMKA yang Tidak Disangka-sangaka

Sayang beribu sayang, ketika Manila bisa tercerahkan dengan peradaban Islam; bangsa Spanyol datang untuk menjajah. Manila dan beberapa daerah di Filipina dapat dikuasai oleh bangsa penjajah (Spanyol).

Nah, itulah sekelumit prolog tentang sejarah peradaban Islam di Filipina tempo dulu.

Bagaimana fakta sejarah tentang peradaban Islam di Filipina lainnya? Baca selengkapnya pada artikel lanjutan di bawah ini!

Asal-usul Etnis Moro di Filipina Selatan

Dalam berbagai kajian ilmiah, Islam mulai masuk di Filipina diperkirakan sejak abad ke-13.

Tepatnya di pulau Sunu, Filipina hanyalah sebuah kepulauan tak bertuan yang dijadikan tempat berniaga para saudagar muslim, dan tempat persinggahan para ulama dari Gujarat (India) dan Timur Tengah.

Dengan berjalannya waktu, para ulama dan para petualang-petualang Muslim Melayu (Kalimantan) mulai menyusul, dan mendiami Filipina di bagian selatan. Yakni di daerah Sulu, Palawan dan Mindanau.

Keberadaan etnis Melayu (Islam) yang mayoritas di Filipina Selatan menghasilkan sebuah kesepakatan untuk mendirikan sebuah kesultanan di bawah panji-panji Islam.

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

Dengan berdirinya kesultanan di wilayah Filipina Selatan, maka berkembanglah budaya dan peradaban Islam secara terstruktur.

‌Pengaruh Kesultanan Islam di Filipina Selatan tidak hanya dalam bidang agama saja. Namun juga pada bidang sosial-kultural masyarakatnya.

Rumpun Etnis Moro di Filipina Selatan

Menurut data Muslim Filipinos Heritage and Horizon, Muslim Filipina terbagi menjadi 12 kelompok etnis dan bahasa.

Enam etnis yang paling utama adalah etnis Maguindanau, Maranou, Iranum, Tausug, Samal dan Yakan. Sedangkan sisanya adalah etnis Jama Mapun, Palawani, Molbog, Kalagan, Kalibugan, dan Sungil.

Meski suku di Filipina sangat beragam, namun Muslim di Filipina mempunyai kesamaan dalam menggunakan bahasa sehari-harinya. Yaitu Bahasa Maguindanau, Bahasa Maranao dan Bahasa Melayu.

Untuk Bahasa Tagalog dan Bahasa Viyasan banyak digunakan oleh orang-orang Kristen. Hal ini terjadi setelah terjatuhnya Kesultanan Islam akibat penjajahan Spanyol - Dinamika Islam Filipina, alih tulisan Cesar A Majul (LP3ES, 1989).

Sumber Mata Pencaharian Etnis Moro

Di bawah panji pemerintahan Islam, penduduk Muslim Filipina (kala itu) banyak berkecimpung di bidang pertanian dan perikanan.

Selain itu, Muslim Filipina (saat itu) juga banyak bergerak dalam bidang industri rumah tangga dan perdagangan.

Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum dari Etnis Moro

Sebelum kedatangan Islam di bumi Filipina, kebanyakan masyarakatnya mempunyai fanatisme etnis yang membabi-buta. Kekacauan antar etnis pun sering terjadi.

BINAJATI - https://binajati.blogspot.com

Dengan kedatangan Islam, maka etnis yang berbeda-beda di Filipina bisa dipersaudarakan. Dan dipersatukan dalam tata hukum, sosial, politik dan pemerintahan di bawah kekuasaan Islam (kesultanan).

Inilah Penyebab Perang Moro yang Tidak Banyak Diberitakan

Takluknya beberapa kesultanan di Filipina oleh penjajah Spanyol berdampak sangat mengerikan bagi umat Islam.

Penjajah Spanyol ingin menjadikan kesultanan taklukannya (Filipina) tersebut  sebagai daerah Katolik. Dan konon kata Filipina sendiri diambil dari nama Raja Philipe -- Penguasa Spanyol saat itu.

Dengan cara-cara halus dan kekerasan, akhirnya penjajah Spanyol berhasil menguasai sebagian besar wilayah Filipina. Kecuali Filipina bagian selatan.

Filipina bagian selatan yang terdiri dari Kesultanan Sulu, Kesultanan Maguindanau dan Kesultanan Bayan menentang dan melawan agresi Bangsa Spanyol.

Genderang perang pun ditabuh, yaitu perang antara kesultanan di wilayah Filipina bagian selatan melawan penjajah Spanyol.

Kewalahan menghadapi para sultan di wilayah Filipina bagian selatan, maka penjajah Spanyol pun menerapkan siasat adu domba.

Orang-orang pribumi yang berhasil dikristenkan oleh penjajah Spanyol (Indio Kristen) diadu domba dengan umat Islam yang setia dengan sultan mereka. Perang antar saudara ini pun akhirnya pecah. Perang ini populer dengan nama 'Perang Moro'.
Penjajah Spanyol menamakan Muslim Filipina dengan sebutan Moro karena agama mereka sama dengan agama bangsa Moro yang ada di Spanyol. Yaitu beragama Islam. 
Perang saudara (Perang Moro) yang terjadi di Filipina saat itu berdampak sangat masif di kemudian hari.

Setelah beratus-ratus tahun perang saudara (Perang Moro) terjadi, masa keemasan penjajah Spanyol yang memback up kekuatan militer pribumi yang beragama Kristen di Filipina (Indio Kristen) pun berakhir.

Ibarat seperti keluar dari mulut harimau, dan masuk ke mulut buaya; bangsa Moro terlepas dari koloni Spanyol, dan berganti  dijajah oleh Amerika Serikat.

Hal tersebut berawal dari 'Perjanjian Paris' pada tahun 1898.

Isi perjanjian itu menyatakan bahwa kolonial Spanyol akan melepaskan Filipina. Dan akan memberikan kuasa sepenuhnya kepada Amerika Serikat untuk menjembatani etnis Moro dan etnis Indo Kristen yang sedang berperang untuk berdamai.

Selain itu Amerika Serikat juga punya kuasa untuk memfasilitasi pembentukan  pemerintahan berdaulat dari etnis Moro dan etnis Indio Kristen.

Namun semua itu tidak sesuai dengan harapan etnis Moro. Mereka melihat gelagat tidak baik dari Amerika Serikat.

Maka dari itu para sultan di Filipina Selatan membuat sebuah petisi. Bahwasanya mereka berbeda dengan Filipina bekas koloni Spanyol yang beragama Kristen (Indio Kristen).

Filipina Selatan tetap menginginkan kedaulatan atas wilayah mereka. Bertahan dengan sistem kesultanan (Pemerintahan Islam).

Dan puncak carut-marut dari campur tangan Amerika Serikat menengahi krisis perang saudara di Filipina terjadi pada tahun 1946.

Dengan akal bulusnya, Amerika Serikat mampu merekayasa dengan mendirikan Negara Filipina tanpa persetujuan para Sultan di Filipina Selatan.

Dan dengan kekuatan militer dari Amerika Serikat yang superior, negara baru (Filipina) bentukan Amerika Serikat ini pun akhirnya mencaplok kedaulatan bangsa Moro (Filipina Selatan) hingga sekarang. []

(Referensi, literatur sejarah dari berbagai sumber)
5 Fakta Mengejutkan tentang Etnis Moro di Filipina Selatan yang Tidak Banyak Diberitakan Media 5 Fakta Mengejutkan tentang Etnis Moro di Filipina Selatan yang Tidak Banyak Diberitakan Media Reviewed by Tabib Wira on August 16, 2021 Rating: 5